Sebelum Mengeluh Saat Puasa, Baca Kisah Penjual Bambu Ini Dulu

Sabtu, 18 Juni 2016 – 07:00 WIB
Musahli, penjual bambu di Sumenep. Foto: pojokpitu/JPG/JPNN

jpnn.com - Beratnya pekerjaan yang dijalankan tidak meruntuhkan semangat Musahli (35), seorang penjual bambu untuk berpuasa. Ketegaran warga Desa Tenonan, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep itu patut diteladani.

Sebab meski setiap harinya harus berjalan kaki mendorong bambu menempuh jarak sekitar 15 kilometer, Musahli tetap menjalankan ibadah puasa.

BACA JUGA: Pemudik Bayar Tol Tiga Kali, Ini Rinciannya

Dia menempuh jarak sejauh itu dengan mendorong gerobak berisi bambu dari rumahnya menuju Kecamatan Kalianget. Bambu-bambu itu akan dijual. Aktivitas berjualan bambu ini sudah dilakoninya tiga tahun lebih. Perjuangannya semakin berat saat bulan ramadan.

Sebab sambil puasa harus mendorong bambu dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Namun, dia tidak pantang menyerah dan tetap menjalankan ibadah puasa, meski letih dan dahaga menggoda.

"Bambu ini dari Desa Tenonan dengan harga Rp 5 ribu per batang, dan dijual di Pelabuhan Kalianget dengan harga Rp 15 ribu per batang," kata Musahli.

Dalam sekali jalan, Musahli hanya mampu membawa 12 batang bambu. Jika lebih, ia tidak akan mampu mendorongnya. Sebab medannya sangat jauh, dan harus beberapa kali berhenti untuk istirahat. Musahli meyakini puasa yang dijalankannya akan membawa makna dan hikmah tersendiri untuk hidupnya. (pul/flo/jpnn)

BACA JUGA: Arus Puncak Kepadatan Penumpang Penyeberangan Diprediksi H-4

 

BACA JUGA: Loh, Malam Ramadan kok Gelar Festival Jazz...

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakil Rakyat yang Terhormat Ingin Mudik Pakai Mobil Dinas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler