jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengusulkan beberapa opsi jika aktivitas sekolah dimulai kembali.
Anies meminta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, untuk mempertimbangkan zona aman COVID-19 dan tidak dilakukan secara serentak di semua wilayah, terlebih di zona merah.
BACA JUGA: Penjelasan Anies Baswedan soal Siswa Kembali Bersekolah
"Terutama untuk sekolah SD. Di Jakarta ini ada red zone (zona merah) ada green zone (zona hijau). Misalnya di Rorotan, itu belum terdeteksi ada COVID-19 sama sekali. Tempat itu bersih, nggak ada masalah," kata Anies dalam rekaman rapat pimpinan Pemrov DKI di Jakarta, Jumat.
Gubernur Anies menjelaskan poin penting sebelum membuka aktivitas kegiatan sekolah, ialah melihat data peta lokasi sekolah dengan sebaran COVID-19 di Jakarta.
BACA JUGA: Alamak! Efek Krisis Corona, Jutaan Gadis di Dunia Terancam Menikah Dini
Hal itu agar setidaknya ada tiga alternatif yang dapat diterapkan. Pertama, membuka aktivitas kegiatan sekolah, dengan sebagian siswa belajar di sekolah.
Kedua, membuka sebagian sekolah dengan semua siswa belajar di sekolah.
BACA JUGA: Kritik Mas Arjun untuk Luhut Vs Said Didu dan Bu Menkeu Kontra Anies Baswedan
Ketiga, membuka sebagian sekolah dengan sebagian siswanya belajar di sekolah.
"Mungkin data sekolah masuk terlebih dahulu di dalam sistem aplikasi kita, untuk kemudian sekolah-sekolah ini bisa mengetahui seberapa tinggi risiko di wilayahnya," ujar dia.
Anies menyebut beberapa daerah yang masih menjadi lokasi zona merah rawan penularan COVID-19 di Jakarta, seperti Pondok Kelapa, Tanah Abang dan Petamburan.
Dengan begitu, kata dia, Disdik DKI harus memperhatikan dalam memberlakukan pembukaan sekolah dengan cara khusus atau berbeda.
"Di lokasi itu tentu prosedur pembukaannya berbeda. Jadi, menurut saya alternatif ini menarik. Penerapannya di tempat berbeda dengan rumus yang berbeda. Jadi, jangan simetrik untuk seluruh wilayah," ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies menambahkan, pembukaan aktivitas sekolah harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan COVID-19.
Dia meminta agar seluruh sekolah menyediakan tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan menerapkan jaga jarak fisik dalam ruang kelas belajar mengajar.
"Kalau perlu mulai sekarang, di tiap sekolah harus ada tempat cuci tangan. Bukan nggak mungkin tiap depan pintu kelas semuanya ada tempat cuci tangan," ujar dia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha