jpnn.com, PEKANBARU - Wanita PNS bernama Fitria Yulisunarti yang tewas di basemen DPRD Riau, meninggal dunia karena bunuh diri.
Perempuan yang awalnya sempat disebut janda itu ditemukan tewas oleh sekuriti pada Sabtu (10/9) lalu, di dalam mobil Daihatsu Terios.
BACA JUGA: Misteri Kematian Wanita PNS di Basement DPRD Riau Terungkap, Ini Kata Polisi
Kesimpulan penyebab kematian wanita PNS yang akrab disapa dengan panggilan Fitri itu disampaikan Kapolresta Pekanbaru Kombes Pria Budi, Jumat (16/9).
BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis tentang Ning Imaz Istri Gus Rifqil yang Dihina Eko Kuntadhi
"Hasil penyelidikan kami selama tujuh hari, korban murni bunuh diri," kata Kombes Pria Budi di kantornya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan mengungkap beberapa fakta dari penyelidikan kematian amtenar Dinas Pemberdayaan Wanita dan Anak Pemprov Riau itu.
BACA JUGA: Pengakuan Eko Kuntadhi soal Perlakuan dari Keluarga Ning Imaz di Pesantren Lirboyo: Alhamdulillah
Fakta-fakta tersebut ditemukan setelah penyidik melakukan gelar perkara berdasarkan alat bukti saksi, ahli, surat, petunjuk dan keterangan pelapor keluarga korban.
Polisi juga membandingkan keterangan 28 saksi dengan rekaman CCTV yang semuanya bersesuaian.
"Fakta pemeriksaan luar dan bedah mayat tidak bertentangan dengan kasus gantung diri," beber perwira menengah Polri itu.
Kencan dengan Suami Siri
Kompol Andrie juga mengungkap bahwa Fitri yang berusia 40 tahun sempat kencan untuk sarapan bersama suami sirinya, F, pada Jumat pagi (9/9).
Setelah sarapan, Fitri dan F sempat terlibat cekcok hebat.
"Tak sekadar cekcok, F sempat mencekik leher istri sirinya," ujar Andrie menyampaikan temuan penyelidikan.
Setelah cekcok dengan suami sirinya itu, Fitri gantung diri di dalam mobilnya di basemen DPRD Riau.
Ketika ditemukan pada Sabtu (10/9), jasad Fitri dalam posisi telentang di jok tengah mengarah ke sebelah pintu kanan Daihatsu Terios. Ada kain menggantung lehernya.
Kirim Swafoto Sedang Sekarat
Kompol Andrie juga membeber fakta lain setelah penyidik memeriksa ponsel Fitri yang ditemukan di dalam mobil berkelir silver tersebut.
"Ternyata korban sempat mengirim swafotonya saat sedang sekarat kepada rekannya di Kepulauan Riau," bebernya.
Selain itu, Fitri juga sempat mengirim pesan WhatsApp kepada putri kandungnya. Pesannya berisi permintaan maaf.
"Korban pernah melakukan rukiah dan berobat. Dia juga pernah melontarkan ancaman bunuh diri saat berkomunikasi dengan F," ujar dia.
Hasil visum et repertum pada jasad Fitri mengungkap adanya memar di ujung lidah, punggung, tangan, serta luka lecet di leher sisi depan kiri dan punggung tangan.
"Ada pula luka lecet tekan seperti kertas perkamen pada daerah leher," lanjut Andrie.
Kesimpulannya, Fitria meninggal akibat kekerasan benda tumpul pada daerah leher yang menekan jalur napas.
"Tidak ada luka atau kekerasan lain yang mematikan pada daerah tubuh lain," ucapnya.
Fitri diperkirakan meninggal dunia pada Jumat (9/9) sekitar pukul 14.00-16.00 WIB atau antara 24 hingga 36 jam sebelum jasadnya ditemukan. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : M. Fathra Nazrul Islam, Rizki Ganda Marito