Sebut Ada Skenario Jahat di Pilpres 2024, SBY Dinilai Bukan Negarawan

Minggu, 18 September 2022 – 19:46 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Surya Paloh. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bereaksi atas pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (15/9) kemarin.

SBY dalam momen Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PD menuding ada pihak yang mengatur agar Pilpres 2024 hanya tercipta dua pasangan calon saja.

BACA JUGA: Soal Pembangunan Infrastruktur, Era Jokowi Dinilai Jauh Lebih Unggul Dari SBY

Hasto menyebut tuduhan SBY sangat serius, tetapi jauh dari fakta yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terlebih lagi, SBY membawa narasi batil saat menuding ada pihak yang menyusun skenario dua kandidat pada Pilpres 2024.

BACA JUGA: Oknum Polisi Pukuli Perempuan Paruh Baya, Kapolres Turun Tangan

"Tuduhan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi, dengan kata-kata batil, dengan kata-kata jahat, itu juga jauh dari kenegarawanan Pak SBY. Jauh dari bagaimana politik ini memerlukan suatu keadaban,"ucap Hasto dalam konferensi pers secara daring, Minggu (18/9).

Dia mengatakan rapimnas partai seharusnya digunakan untuk menyampaikan politik kebenaran, bukan narasi fitnah dan menuduh pihak tertentu.

BACA JUGA: Maria Guest House Mendadak Heboh, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal Dunia

"Rapat pimpinan nasional suatu partai, hendaknya dipakai untuk menyampaikan politik kebenaran, bukan politik fitnah, bukan politik dengan suara-suara menuduh adanya kebatilan dan adanya kejahatan," ujar Hasto.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu tentu tidak terima tuduhan SBY karena terkesan dialamatkan kepada pemerintahan era Jokowi. 

Menurut Hasto, SBY bisa bijak apabila mengetahui adanya dugaan kecurangan dalam pemilu dengan melaporkan kepada lembaga negara yang berkaitan.

"Ketika Bapak SBY mendengar dan kemudian mengetahui, ya, itu disampaikan ke proses hukum dan segala sesuatunya harus berakar dari segala koridor hukum yang ada," dia menambahkan.

Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku harus turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.

Hal itu terungkap dalam potongan video pidato SBY dalam Rapimnas Demokrat, Kamis (15/9) yang diunggah oleh akun pdemokrat.sumut di Tiktok.

SBY dalam pidatonya menyebutkan alasan dirinya harus turun gunung menghadapi Pemilu 2024.

Presideng ke-6 Republik Indonesia itu mengeklaim dirinya mengetahui tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan adil.

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujar SBY yang dikutip JPNN.com, Sabtu (17/9).

Dia juga mengeklaim Partai Demokrat sebagai oposisi bersama koalisi yang akan dibentuk nanti tidak akan bisa mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri.

"Informasinya Partai Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan? Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka," ujar SBY. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Remaja Durhaka Pukul Ibu Kandung dengan Kayu Ditangkap, Lihat Tuh!


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler