jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Arif Nurul Iman menyarankan agar bakal calon presiden (capres) 2024 Ganjar Pranowo dan partai pendukung memperkuat konsolidasi untuk mempertahankan dan memperluas dukungan.
Direktur IndoStrategi Research and Consulting itu menilai persaingan merebut suara antara Ganjar dengan bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto cukup ketat.
BACA JUGA: PPP Untung Besar Jika Mendapat Jatah Cawapres Pendamping Ganjar
"Yang diperkuat tentu soal konsolidasi dan merebut hati masyarakat, sebab elektabilitas Ganjar hari ini di bawah Prabowo Subianto," ujar Arif dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (16/6).
Dia menyebut Ganjar sudah mengantongi modal cukup kuat untuk bisa mendaftar sebagai capres di Pilpres 2024.
BACA JUGA: Urusan Mangrove pun Pakai Utang Luar Negeri, Masinton Sentil DJPPR Kemenkeu, Jleb
Gubernur Jawa Tengah itu saat ini mendapat dukungan dari PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Partai Hanura. Total kursi partai itu di parlemen lebih dari 27 persen.
Walakin, Arif menyebut banyaknya dukungan dari partai politik belum tentu sejalan dengan kenaikan elektabilitas bakal capres.
BACA JUGA: 3 Pantun Prabowo di Depan Ribuan Pekerja DEFEND ID, Nomor 2 Menyiratkan Makna, Hmmm
"Dukungan Perindo pada Ganjar tentu menambah energi politik. Hal ini karena Perindo, meski belum lolos ke parlemen, tetapi memiliki struktur partai dan topangan media yang kuat," jelasnya.
Belakangan Ganjar Pranowo makin aktif berkeliling daerah untuk konsolidasi dengan pengurus partai pendukung serta menemui dan mendengar aspirasi masyarakat.
Ganjar yang berkunjung ke Bali, Jumat, juga dijadwalkan menemui masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (18/6).
Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Rachmat Hidayat menyebut kedatangan Ganjar ke Lombok yang bertepatan dengan Bulan Bung Karno menjadi penting dan strategis.
Hal itu berkaitan dengan konteks pemenangan dan konsolidasi organisasi partai menyongsong Pemilu 2024.(antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam