jpnn.com, TEMANGGUNG - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno menerima keluh kesah petani saat mengunjungi Dusun Malebo Barat, RT 01/03, Desa Malebo, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (1/12). Seorang petani kopi bernama Winarto yang bertemu Sandi mengeluhkan sulitnya pupuk dan ulah tengkulak.
"Pertama masalah pengadaan pupuk, di sini sistemnya rayon, kelompok. Belinya harus di kelompok dan belum pasti ada. Kalau pindah ke penjual lagi enggak bisa. Harapannya, kartu tani bisa dimanfaatkan di toko lain, pak," ujar Winarto.
BACA JUGA: Sandi Ingin Jokowi â Prabowo Pelukan di Panggung Reuni 212
Hal senada disampaikan Siti, pengurus kelompok petani kopi Desa Malebo. Dia mengeluhkan pasokan pupuk yang langka.
Sedangkan koperasi yang semula didirikan untuk menyuplai kebutuhan pupuk petani justru tutup. Akibatnya, petani kembali membeli pupuk kepada tengkulak.
BACA JUGA: Reuni 212 Bermuatan Politis? Ini Kata Pengamat dari UI
"Kami sudah bentuk koperasi simpan pinjam, tapi ketika mau beli pupuk, persediaan pupuk kosong, jadi koperasi tutup total. Petani kembali lagi beli ke tengkulak," ucapnya.
Mendengar keluhan itu, Sandi menyesalkannya. Menurutnya, pemerintah harus membantu petani, bukan hanya dalam hal ketersediaan pupuk, tapi juga meliputi penyertaan modal usaha menjaga harga jual panenan.
BACA JUGA: Yakinlah, Politik Polisi dan TNI Hanya untuk Negara
"Harga kopi saya bilang rasanya pahit seperti rasa kopinya, karena mestinya harga kopi itu di pasar Rp 24 ribu sampai Rp 28 ribu/kg. Kalau di Jakarta sudah sepuluh kali lipat. Jadi di tingkat petani jangan pahit, harus ada manis-manisnya. Jangan pahit kayak jamu brotowali," kata Sandi.
Mantan wakil gubernur DKI itu mengaku memiliki strategi dan solusi bagi petani. Langkah pertama adalah pelatihan dan pendampingan dalam mengolah kopi hasil panen sehingga kualitasnya baik dan petani diuntungkan.
"Saya ingin barista dan petani kopi mendapat pendidikan pelatihan yang baik, kalau bisa dikirim ke Eropa atau Amerika,” katanya.
Selain itu, Sandi juga akan membantu petani dalam hal branding kopi hasil panen. “Di sini sudah alhamdulillah (ada brand, red). Tapi brand-nya harus lebih kuat. Masa kalah sama Starbucks, padahal mereka enggak punya kebun kopi, cuma punya merek saja," katanya.
Bahkan, Sandi berjanji akan meluncurkan OK Oce Kopi. Harapannya melalui program itu maka petani bisa membuka usaha kopi.
"Kami ingin ada industri pengolahan. Tadi alat-alatnya sudah bagus, sudah merek pabrikan Jember, walaupun UKM tapi tidak gunakan tradisional, ke depan harus menerapkan teknologi terkini," pungkas cawapres pendamping Prabowo Subianto itu.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Basarah Jangan Lupa, Prabowo Pernah jadi Cawapres Megawati
Redaktur : Tim Redaksi