jpnn.com - JAKARTA - Tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengaku kaget ketika Mahathir Mohammad mendatangi calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi di Jakarta beberapa waktu lalu. Pasalnya, Anwar menganggap mantan Perdana Menteri Malaysia itu adalah tokoh antidemokrasi, sedangkan Jokowi dianggap warga Malaysia sebagai simbol demokrasi.
"Jokowi itu awalnya dipersepsikan oleh rakyat Malaysia sebagai simbol demokrasi. Yang jadi tanda tanya besar warga Malaysia, apa sebab Mahathir Mohammad yang antidemokrasi tiba-tiba memperlihatkan dukungan kepada capres PDIP itu?" tanya Anwar saat berkunjung ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD), komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (2/5).
BACA JUGA: Tabrakan Kereta Api di Seoul, 170 Korban Terluka
Seperti diketahui, Mahathir pada 14 April lalu mengunjungi Megawati. Dalam kunjungan itu Mahathir memberi ucapan selamat ke PDIP sekaligus mendoakan Jokowi agar kelak terpilih menjadi Presiden RI selanjutnya.
Namun, kata Anwar menambahkan, logika warga negara Malaysia menempatkan langkah Mahathir menemui Jokowi di kediaman Megawati sama saja mendukung praktik demokrasi. Sementara di Malaysia, lanjut Anwar, sosok Mahathir dikenal sebagai tokoh yang keras menolak proses demokrasi. "Ini sulit diterima akal sehat," tegasnya.
BACA JUGA: Merobek-Robek Al Quran di Stadion, Suporter Kena Denda
Lebih lanjut Anwar mengatakan, di Malaysia kebebasan pers pun dikendalikan. Bahkan saat ada tenaga kerja Indinesia (TKI) mendapat masalah di Malaysia, maka media-media di negeri jiran itu pun tetap menyalahkan para pekerja migran dari negara lain.
"Apa pun masalah yang mendera TKI, yang salah itu hanya Indonesia. Opini itu dengan cepatnya dikembangkan oleh media massa Malaysia yang semuanya di bawah kendali UMNO," ungkapnya.
BACA JUGA: Pawai May Day di Turki Rusuh, Korban Luka Bertambah Jadi 90
Karenanya Anwar memuji kebebasan pers di Indonesia. Ia sempat menyampaikan curahan hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat keduanya bertemu. "Berita Pak Anwar di Indonesia baik semua. Tapi, saya presiden beritanya buruk semua. Beda dengan Malaysia yang medianya tidak boleh kritik pemerintah," ucap Anwar menirukan keluhan SBY.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bentrok dengan Peserta Pawai Hari Buruh di Turki, 50 Cedera
Redaktur : Tim Redaksi