Secara Kasat Mata Kota Bandung Memang Cantik, tapi Ternyata...

Selasa, 25 Oktober 2016 – 12:18 WIB
Petugas berusaha menyedot air genangan banjir setelah hujan lebat mengguyur di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Senin (24/10). Akibat kejadian tersebut, kemacetan terjadi di sepanjang ruas jembatan layang Pasupati yang mengarah ke kawasan Pasteur. Foto: RIANA SETIAWAN /RADAR BANDUNG/JPNN.com

jpnn.com - BANDUNG – Banjir bandang di Kota Bandung kemungkinan besar akibat rusaknya kawasan hutan di Bandung Utara.

Dampaknya, air secara cepat mengalir deras memlalui ruas ruas jalan yang ada di Kota Bandung.

BACA JUGA: Digilir Dua Pacar sampai Hamil

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna mengatakan, banjir ini akan semakin parah akibat dibeberapa titik sedang ada proyek pembangunan drainase hampir disepanjang jalan arteri di kota Bandung.

"Inikan bisa saja jadi air tidak mengalir dengan lencar, sedangkan volume air dari atas cukup banyak akibat curah hujan yang cukup tinggi," jelas Anang seperti diberitakan Bandung Ekspres (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Bengkel Cat Terbakar, Pemilik Dijilat Api

Dia menilai, pembangunan di Kota Bandung diakui secara kasat mata berhasil dan menjadi cantik.

Namun, dengan kejadian Banjir ini terbukti pembangunan drainase sangat buruk bahkan banjir terus terjadi setiap musim hujan.

BACA JUGA: Bingung Ada Banjir, Deddy Mizwar: Kang Emil Baru Dapat Adipura Kok Gitu

Anang menuturkan, terjadi banjir ini bisa disebutkan beberapa faktor diantaranya pembangunan di bandung bagian utara yang sudah semakin massif.

Akibatnya, resepan air jadi berkurang bahkan pembangunan drainase yang saat ini sedang dilakukan juga bisa menjadi sebab aliran air jadi tersumbat dan mengakibatkan air tumpah ke jalanan.

Anang berpendapat, untuk mengatasi maslah ini perlu kajian menyeluruh yang melibatkan berbagai unsur dan lintas wilayah harus duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini.

Selain itu penataan drainase harus segera diselesaikan dengan konsep pembuatan gorong-gorong yang diameternya besar dengan dasar drainase cukup tanah saja agar air terserap.

"Meskipun ini prosentasenya kecil, Ini dimaksudkan agar derasnya air yang mengalir akan terbagi dan terserap ke dalam tanahsehingga Drainase ini juga harus memiliki fungsi agar mengalirkankan air secepatnya," ucap Anang.

 Anang menambahkan, untuk langkah lainnya dengan dibuat kantong-kantong resapan air di berbagai tempat khususnya di daerah atas yang saat ini sudah banyak berdiri hotel.

Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat Dadan Ramdan mengkritik keras program pembangunan di kota Bandung yang dinilainya belum pro-lingkungan.

“Sejauh ini, pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot dan DPRD Kota Bandung belum terlihat memberikan perhatian kepada lingkungan,” ucap Dadan.

Dia mencontohkan, pembangunan trotoar yang kini tengah dikerjakan Pemkot Bandung yang dinilainya tak seimbang karena tidak didukung drainase yang baik.

“Pembangunan di Kota Bandung ini belum tertata dengan baik, drainase luput dari penataan. Ketika hujan, volume air meluap dan mengakibatkan banjir cilencang,” bebernya.

Seharusnya, lanjut Dadan, Pemkot Bandung lebih memikirkan dampak pembangunan yang dilakukan terhadap lingkungan apalagi persoalan lingkungan sangat penting, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.

“Memang upaya untuk penataan sudah ada, namun untuk lingkungan belum terlihat. Kita lihat pembangunan terus terjadi di kawasan Bandung Utara,” sebutnya. (yan/sam/jpnn) 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nurdin Tercemplung Kali, Ditemukan Setelah Dua Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler