Sedang Hamil Tua, Bidan dan Janinnya Meninggal setelah Bantu Persalinan

Rabu, 25 November 2015 – 09:49 WIB
Bidan Anik Setya Indah. Foto: JPGNewsroom.

jpnn.com - PONTIANAK - Satu lagi tenaga kesehatan meninggal dalam tugasnya di pedalaman Kalimantan. Anik Setya Indah, bidan yang bertugas di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengembuskan napas terakhir setelah tidak bisa tertolong tenaga medis di RSUD Landak Jumat petang (20/11).

Pada Kamis (19/11), bidan yang sedang hamil delapan bulan itu menerima panggilan persalinan ke rumah dua pasien sekaligus. Daerah menuju lokasi pasien jauh dengan medan yang sulit. Jalan berkelok-kelok dan berbatu. Rumah pasien memang berada di pedalaman. 

BACA JUGA: Wow! Setahun Terjadi 90 Pernikahan Dini, Kebanyakan karena "Kecelakaan"

Sempat dilarang sang suami, Mulyoto, karena kondisi sedang hamil tua, Indah menolak dan tetap saja berangkat. Dia merasa terpanggil untuk menolong persalinan pasien tersebut. 

Akhirnya, selama seharian, Indah berhasil membantu proses persalinan dua pasien dengan selamat. Indah pun kemudian pulang ke rumah setelah memastikan pasien dan bayinya dalam kondisi baik. 

BACA JUGA: ANEH: Brimob Menyerang dan Merusak Kantor Polisi

Sesampai di rumah, Indah merasakan sakit pada perutnya. Indah mengira dirinya hendak melahirkan. 

Melihat kondisi Indah, sang suami berniat membawanya ke rumah sakit di Pontianak. Namun, jaraknya jauh karena membutuhkan empat jam perjalanan. Jika Indah dibawa ke Pontianak, dikhawatirkan terjadi apa-apa di jalan. 

BACA JUGA: Ini Penjelasan Kasatlantas soal Kasus Mahasiswa Gondrong Sebar Video Tilang

Akhirnya, Indah terpaksa dibawa ke rumah sakit terdekat, RSUD Landak. Dia sampai di rumah sakit pukul 19.00 Kamis (19/11). Setelah diperiksa dengan USG, ternyata bayi dalam kandungan sudah tak tertolong. 

Indah saat itu sempat mengatakan kepada suaminya, ''Tidak apa-apa, belum rezeki kita punya anak.'' 

Beberapa menit kemudian, terjadi kontraksi perut yang amat sangat. Dr Susi Herawati SpOG, dokter yang menangani bidan Indah, menyarankan untuk dilakukan operasi Caesar. 

Susi merasa sedih tak bisa menolong bidan Indah. ''Ini membuat saya trenyuh. Kami satu profesi,'' ujarnya.

Dia begitu takjub melihat perjuangan Indah yang rela menolong orang meski dalam kondisi yang sebenarnya tidak memungkinkan. ''Dia mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain,'' ucapnya. (her/JPG/c17/diq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalasenastri Armatim Sholat Idul Adha Bersama Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler