jpnn.com, BEKASI - Selama pandemi COVID-19, sebanyak 946 anak di Kota Bekasi, Jawa Barat, kehilangan orang tua hingga menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu.
"Berdasarkan hasil pendataan kami ada 946 anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia selama periode pandemi ini," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Kota Bekasi Epih Hanafi, Kamis.
BACA JUGA: Mantap! Kombes Aries Dapat Tangkapan Besar, 3 Koper, 1 Tas Ransel
Dia mengatakan pendataan dilakukan menyusul surat Kementerian Sosial tertanggal 9 Agustus 2021 berisi instruksi pendataan anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi.
"Data ini sudah diverifikasi di lapangan. Kami melibatkan tenaga kerja sosial kecamatan, pekerja sosial masyarakat, dan petugas pantau monitoring. Mudah-mudahan ini data paling valid," katanya.
BACA JUGA: Ada Bunyi Sirene Tsunami di Pantai Palabuhanratu dan Cisolok Sukabumi, Begini Kata BPBD
Data tersebut, kata dia, dikumpulkan dari total 12 kecamatan yang ada di wilayah Kota Bekasi. Kecamatan Medan Satria menjadi wilayah dengan jumlah anak kehilangan orang tua terbanyak yakni mencapai 225 anak.
Disusul Kecamatan Pondok Gede sebanyak 120 anak, Bekasi Timur (112), Mustika Jaya (98), Bekasi Selatan (64), Bekasi Barat (63), dan Kecamatan Rawalumbu serta Jatiasih masing-masing 53 anak.
Kemudian Kecamatan Pondok Melati dengan 52 anak, Bekasi Utara (39), Jatisampurna (36), serta Kecamatan Bantar Gebang yang menjadi wilayah dengan jumlah anak kehilangan orang tua terkecil se-Kota Bekasi yakni 31 anak.
Epih mengaku data tersebut segera dikirim ke Kementerian Sosial untuk mendapat alokasi bantuan pemerintah pusat.
Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Kota Bekasi juga mengalokasikan anggaran untuk bantuan anak-anak itu yang bersumber dari APBD 2022.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan pemerintah daerah belum berencana memberikan bantuan untuk anak-anak yang kehilangan orang tua di tahun ini sebab masih menunggu bantuan dari Kementerian Sosial.
"Setelah bantuan Kemensos rampung baru kami akan olah datanya dulu biar tidak ada bantuan ganda. Jangan sampai dari Kemensos dapat, dari kami dapat, apalagi di waktu bersamaan. Kami sudah alokasikan anggaran tahun depan," kata dia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti