jpnn.com - BERAU – Sungguh yang seperti ini bikin perasaan campur aduk. Sedih, jengkel. Terlebih ini di Kalimantan Timur, daerah yang kaya raya.
Bagaimana tidak, puluhan siswa SD 006 Tabalar di RT 4, Dusun Pisang-Pisangan, Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, setiap hari harus menyeberang sungai untuk sampai ke sekolah.
BACA JUGA: Empat Kementerian Luncurkan Kajian Kebijakan Pendidikan
Tidak jarang, sejumlah murid di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tersebut terpaksa absen karena sampan yang mereka tumpangi terbalik.
Rosdina, guru SD 006 Tabalar, menyatakan bahwa pihak sekolah kerap khawatir dengan para siswanya. Sebab, arus sungai cukup deras. ’’Saya takut mereka hanyut,’’ katanya.
BACA JUGA: Ternyata, 50 Persen Anak Usia di Atas 15 Tahun tak Lihai Membaca
Pukul 06.30 Wita para murid mengeluarkan sendiri sampan mereka yang terikat di dermaga kecil. Setiap sampan bisa ditumpangi lima murid. ’’Kadang ada yang jatuh, bajunya basah, enggak jadi turun sekolah,’’ tuturnya.
Ketua RT 4 Pisang-Pisangan Ardi menambahkan, dirinya telah mengusulkan pembangunan jembatan gantung ke pemerintah daerah. Sayangnya, hingga kini usul itu belum terealisasi. Jika jembatan dibangun, aktivitas warga otomatis semakin mudah.
BACA JUGA: Memilukan..63 Murid SD di Papua Barat Hanya Diajar Seorang Guru
’’Saya berharap pemerintah memperhatikan kondisi ini. Semoga dibuatkan jembatan demi kemajuan Kampung Semurut, terutama di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan,’’ ungkapnya. (akr/fir/JPNN/c15/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Daerah Paling Minim Pasok Listrik ke Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi