Seekor Tapir Mati setelah Terperosok di Parit Berlumpur di Inhil

Senin, 19 Juni 2023 – 17:29 WIB
Tapir betina seberat 100 kilogram yang terperosok ke kubangan lumpur di Inhil. Foto:BBKSDA Riau.

jpnn.com, PEKANBARU - Seekor tapir betina mati setelah terperosok di dalam parit berlumpur di daerah Sungai Asam, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Tapir malang itu diketahui terperosok ke dalam parit berlumpur pada Jumat (17/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kadar Oksigen Rendah dalam Air, Ribuan Ikan Mati

Warga yang menemukan tapir dalam kondisi tak berdaya dan berlumpur langsung melakukan evakuasi menggunakan tali. Lalu diberi makan.

Namun, pada Sabtu (18/6), tapir tersebut diketahui telah mati.

BACA JUGA: Ratusan Masyarakat Pekanbaru Meriahkan Bhakti Kesehatan Biddokes Polda Riau, Lihat

Kapolsek Reteh Inhil AKP Herman mengaku sempat ke lokasi tapir dievakusi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB.

Herman ke lokasi Desa Sungai Asam, bersama anggota TNI AD dari Koramil setempat.

BACA JUGA: Irjen Lotharia Sampaikan Pernyataan Tegas, Baret Siap-Siap Saja

"Malam sekitar pukul 11.00 WIB kami dan Koramil, lalu anggota cek tapir tersebut ke lokasi. Memang kondisi tapir malam itu sudah lemas, tidak mau makan dan minum," ucap Herman Senin (19/6).

Karena kondisi tapir memburuk, Herman terus berkomunikasi dengan tim BKSDA Riau. Saat itu tapir belum bisa dievakuasi karena air surut.

"Kami menunggu evakuasi BKSDA karena lokasi sulit dan nunggu air pasang tinggi baru bisa dievakuasi. Kemarin kami dapat kabar dari warga, tapir itu mati," jelasnya.

Kemudian polisi dan TNI mengecek tapir dewasa tersebut yang diketahui jenis kelamin betina. Bobot satwa dilindungi itu diperkirakan memcapai sekitar 100 kilogram.

"Sedih juga, tapir tidak terselamatkan meski kami sudah maksimal. Tetapi kondisi tapir memang juga lemah dan makan kurang selera, minumnya juga kurang," jelas Herman.

Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan proses evakuasi terbilang sulit dan akses tim untuk mencapai lokasi itu tergantung pasang surut.

"Tapir tersebut tidak terselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat lemah. Akses menuju lokasi bergantung pada pasang surut air, sehingga membutuhkan waktu yang lama saat proses evakuasi," kata Genman.

Genman membeberkan bahwa tim Resort BBKSDA Riau yang berangkat pada Sabtu (17/6), tiba di lokasi pada Minggu (18/6).

Begitu sampai di lokasi, tim langsung menguburkan satwa tersebut agar tidak menimbulkan bau atau tindakan lainnya yang dapat merugikan.

"Dilakukan penguburan terhadap satwa tersebut agar tidak mengakibatkan bau busuk yang bisa menimbulkan penyakit," ucapnya. (mcr36/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Rizki Ganda Marito

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler