jpnn.com - jpnn.com - Jajaran PP Pemuda Muhammadiyah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, kemarin (20/2).
Dalam pertemuan itu, Pemuda Muhammadiyah menyampaikan sejumlah aspirasi. Termasuk yang akan disuarakan dalam aksi di depan gedung DPR/MPR hari ini.
BACA JUGA: Ahok Cuek Bicara Penggusuran di Depan Warga Bukit Duri
Usai pertemuan sekitar satu jam itu, Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan sejumlah aspirasi yang disampaikan.
Salah satunya adalah kebisingan politik yang terjadi belakangan ini di pilkada serentak 2017.
BACA JUGA: Mengapa Aksi 212 ke DPR? Ini Alasannya
’’Kami menyampaikan kepada pak Jokowi, salah satu penyebab kebisingan politik itu adalah pak Ahok, Basuki Tjahaja Purnama,’’ terangnya.
Karena itu, menurutnya, sangat penting agar Presiden segera menonaktifkan Ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
BACA JUGA: Massa Aksi 212 Bakal Nginap 3 Hari 3 Malam Kalau...
Hal itu demi mengurangi kebisingan politik saat ini. Kebisingan itu dinilai sangat tidak produktif sehingga perlu segera diakhiri.
Meskipun demikian, Dahnil menyatakan tetap menghormati keputusan Jokowi yang belum segera menonaktifkan Ahok.
’’Tadi Pak Jokowi menyampaikan, akan bersikap dengan terang dan tegas apabila ada argumentasi hukum yang formal,’’ lanjutnya.
Dalam hal ini, argumentasi itu bisa berupa fatwa Mahkamah Agung atau putusan PTUN yang saat ini sedang diajukan.
Karena itu, pihaknya siap menagih apabila fatwa ataupun putusan itu keluar dan menyatakan Ahok harus dinonaktifkan.
Di luar itu, Dahnil menyatakan Pemuda Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam aksi hari ini di depan gedung DPR/MPR.
’’Kami memahami kawan-kawan yang melakukan aksi itu, karena itu hak konstitusional, tapi kami tidak (ikut),’’ ucapnya.
Lagipula, pihaknya sudah lebih maju dari para peserta aksi dengan bertemu langsung dengan Presiden. Aspirasi yang disampaikan pun sama, yakni soal penonaktifan Ahok.
’’Kawan-kawan yang aksi besok (hari ini, red) harus hati-hati karena penggunaan massa rawan digunakan untuk kepentingan politik tertentu,’’ tambahnya.
Selain Pemuda Muhammadiyah, kemarin Presiden juga bertemu dengan Pimpinan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).
Dalam pertemuan tersebut, HMI yang dipimpin oleh Mulyadi P Tamsir menyerahkan hasil silaturahmi Dies Natalis HMI ke-70 awal Februari lalu. Isinya adalah 10 komitmen kebangsaan HMI.
Di antaranya, menjaga keutuhan NKRI, menegakkan ajaran Islam dan menjaga wibawa para ulama, menolak paham komunis, hingga komitmen memerangi peredaran narkoba.
’’Kami fokus bagaimana mengelola SDM yang berdaya saing,’’ terangnya. Dia juga mengingatkan, sikap kritis dan independen mahasiswa akan dipakai sebagai bagian dalam membangun bangsa.
Disinggung mengenai aksi hari ini, Tamsir belum memberikan jawaban pasti. Dia menyatakan, HMI menolak segala bentuk penistaan terhadap agama.
’’Tapi untuk aksi besok (hari ini, red), kami harus bicarakan dulu dengan teman-teman di dalam,’’ tambahnya. (byu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Nur Tegaskan Umat Islam Tak Salah Jika Pilih Ahok
Redaktur : Tim Redaksi