Segera Wujudkan Indonesian Maritime Holding

Minggu, 23 Maret 2014 – 20:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA -  Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia Syahril Japarin menilai gagasan pembentukan Badan Usaha Milik Negara Indonesian Maritime Holding perlu segera diwujudkan karena dapat menurunkan biaya logistik nasional secara drastis.

Menurut Syahril, saat ini biaya logistik nasional tercatat 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB), atau senilai Rp 1.820 triliun pertahun. Dana tersebut habis untuk biaya penyimpanan sebesar Rp 546 triliun, transportasi Rp 1.092 triliun, dan administrasi Rp 182 triliun.

BACA JUGA: Lagi, Pengusaha Mengeluh

Ia menjelaskan, biaya logistik Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 15 persen terhadap PDB dan Amerika Serikat maupun Jepang yang masing-masing sebesar 10 persen.

Menurut Syahril, saat ini hampir semua BUMN besar memiliki anak usaha pelayaran (bisnis kapal) sendiri-sendiri. "Seperti PT Pupuk Indonesia, PT Semen Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pertamina, dan lain sebagainya, sehingga tidak efisien," ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Minggu (23/3).

BACA JUGA: Politik Ekonomi Dituding Biang Kerok Carut Marut Energi

Dijelaskan Syahril, ketidakefisienan terjadi karena biasanya kapal-kapal hanya memuat penuh barang-barang pada saat pergi. Tapi, saat balik ke tujuan semula dalam keadaan kosong alias tanpa muatan.

Dia mencontohkan, kapal Pusri mengangkut pupuk dari Palembang ke Padang dengan biaya misalnya sekitar Rp 300 ribu perton. Kemudian ketika balik lagi ke Palembang, kapal itu kosong tidak mengangkut apa-apa.

BACA JUGA: Menkeu: Kalau Mau Beli Ferrari Sekarang Saja

Pada saat bersamaan, ada kapal Semen Padang yang mengirim semen dari Padang ke Palembang, tarifnya sama, pulangnya kosong lagi.

Padahal, lanjut Syahril, kalau digabung kapal-kapal itu dalam satu manajemen, maka bisa melayani keperluan Pusri maupun Semen Padang. "Sehingga satu kali perjalanan pulang pergi, kapal tidak kosong,” ungkap Syahril.

Nah, lanjut dia, melalui BUMN Indonesian Maritime Holding maka bisa mengelola kapal-kapal milik Pertamina, Pupuk Indonesia, Semen Indonesia, PLN, maupun BUMN lainnya secara terintegrasi.

Dengan demikian, tidak akan ada lagi kapal yang berangkat penuh dengan muatan, namun pulangnya tidak mengangkut apa-apa alias kosong tanpa muatan. "Sehingga biaya logistik bisa turun secara drastis," pungkasnya. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... April, Pajak Mobil Mewah dan Moge Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler