Seharusnya Gatot Nurmantyo saat Masih Panglima TNI Bisa Buktikan Isu Kolot soal PKI

Kamis, 24 September 2020 – 15:42 WIB
Politisi PDIP Masinton Pasaribu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan veteran sekelas Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo seharusnya bisa menahan diri untuk tidak menjadikan isu Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai gorengan pernyataan-pernyataannya ke publik.

Apalagi menurut Masinton, isu itu bukan hal baru.

BACA JUGA: Masinton PDIP Sebut Gatot Nurmantyo Mewakili Generasi Kolot dan Miskin Ide

Bahkan ketika menjadi Panglima TNI, Gatot seharusnya bisa membuktikan kalau PKI itu benar-benar ada.

"Bukankah selama Pak Gatot menjadi panglima, isu ini ada, dan seharusnya pada saat itu Pak Gatot sebagai Panglima TNI bisa mencari bukti jika memang isu tersebut benar adanya," ucap Masinton kepada jpnn.com, Kamis (24/9).

BACA JUGA: Ingat, Seluruh Fraksi di DPR Setujui Pemberhentian Gatot Nurmantyo dari Panglima TNI

Anggota Komisi XI DPR ini juga menilai tidak elok dan kurang baik bagi Gatot setelah pensiun ikut mengoreng isu PKI.

Sebab, kesannya veteran kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu melampiaskan kekecewaan.

BACA JUGA: Gatot Nurmantyo: Saya Tak Bisa Membayangkan Bagaimana Pertumpahan Darah akan Terjadi

"Kurang baik untuk Pak Gatot, setelah pensiun menggoreng isu kolot PKI. Seolah karena kecewa baru bicara. Bagi PDI Perjuangan, juga bagi TNI tentu menjaga keutuhan republik ini dalam bingkai NKRI adalah menjadi kewajiban bersama," tutur Masinton.

Karena itu wakil rakyat asal DKI Jakarta ini mengajak Gatot mengedepankan semangat untuk menjaga keutuhan bangsa ini.

Terlebih di era sekarang ini generasi muda tidak tertarik dengan isu PKI.

"Isu itu dianggap sebagai representasi pemikiran kolot dan miskin ide oleh anak zaman now. Isu PKI selalu muncul, datang dan pergi. Itu fakta yang menunjukkan bahwa isu tersebut lebih besar nuansa politik praktis, bukan politik kebangsaan," jelasnya.

Masinton menambahkan bahwa politik elektoral hanya bagian dari politik kebangsaan Indonesia.

Untuk itu dia berharap jangan ada lagi pihak-pihak yang menggunakan isu kolot dan memecah belah bangsa sebagai branding menuju kontestasi politik elektoral 2024 nanti.

"Jangan berlakon sebagai playing victim kemudian tuding sana-sini. Sikap seperti itu sejatinya bukan sikap kesatria, itu mentalitas melo (melankolis)," pungkas Masinton. (fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler