JAKARTA - Politisi senior Golkar, Fahmi Idris, mengungkapkan bahwa Nunun Nurbaeti yang selama ini menjadi saksi kunci kasus suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) BI tahun 2004, dalam kondisi sehat wal afiatMenurut Fahmi, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun yang sejak April 2010 masuk dalam daftar cegah Imigrasi itu keluyuran di luar negeri, di antaranya Singapura dan Thailand
BACA JUGA: Menkopolhukam : Jangan Usik Warga Ahmadiyah
Hal itu diungkapkan Fahmi dalam jumpa pers di rumahnya, kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (6/2)
BACA JUGA: Pemerintah Kecam Insiden Cikeusik
"Memang pernah diperiksa di Mount E (RS Mount Elizabeth Singapura)
BACA JUGA: Mendagri Minta Gubernur Banten Bertindak Tegas
Katanya hanya stress saja, tidak sampai lupa berat," ucap Fahmi.Dituturkan Fahmi pula, selama ini banyak kolega-koleganya yang bertemu dengan Nunun di tempat-tempat umum"Kolega saya bukan hanya ketemu, tetapi juga tahu bagaimana Ibu Nunun," papar Fahmi.
Mantan Menteri Perindustrian itu menambahkan, besar kemungkinan saat ini Nunun berada di BangkokFahmi mengatakan, salah satu koleganya ada yang tinggal di Bangkok dan bertempat tinggal tidak jauh dari tempat tinggal Nunun"Yang pasti (Nunun) di Bangkok itu tidak di rumah sakit," tandasnya
Untuk membuktikan keberadaan Nunun, Fahmi pun memperlihatkan beberapa foto di perangkat Blackberry, hasil pemindaian (scanning) atas paspor NununDari foto itu terlihat bahwa Nunun yang secara resmi dilarang ke luar negeri sejak April 2010, justru bisa lolos ke Thailand.
Hal itu tertera dari cap pada paspor Nunun dari Kantor Imigrasi Thailand di Suvarnabhumi Airport, Bangkok, tertanggal 16 Mei 2010Di negeri berjuluk Gajah Putih itu, izin tinggal Nunun berlaku sampai 14 Juni 2010.
Selain itu, dari paspor pula Nunun terlacak beberapa kali berada di SingapuraSebelum masuk daftar cegah Imigrasi misalnya, di paspor Nunun tertera cap Imigrasi Singapura di Bandara Changi, tertanggal 23 Februari 2010Sedangkan setelah masuk daftar cegah Imigrasi, Nunun berada di Singapura sesuai stempel Imigrasi di Bandara Changi pada 6 Mei 2010
Paspor untuk Nunun dikeluarkan pada 11 November 2009 dan akan berakhir pada 11 November 2014Paspor untuk wanita kelahiran 28 September 1950 itu dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Jakarta SelatanNomor paspor atas nama Nunun Nurbaetie Daradjatun itu adalah U 171164 dengan Nomor Induk Keimigrasian (NIKIM) 11009001121"Yang perlu dikhawatirkan, kalau Bu Nunun ganti identitas atau dengan ganti pasporAda indikas ke arah sana," ucap Fahmi.
Karenanya pula Fahmi menyarankan KPK menggunakan lie detector (alat deteksi kebohongan) untuk memeriksa orang-orang dekat Nunun, tak terkecuali Adang Daradjatun yang kini duduk sebagai anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi PKS"Tak terkecuali beliau (Adang Daradjatun)Saya pun siap diperiksa dengan lie detector," tandanya
Lantas apa motivasi Fahmi mengungkap hal itu, apakah karena rekan-rekannya di Golkar digelandang KPK, atau ada motif lain? "Karena saya cinta KPKSaya geregetan saja, ini yang disuap sudah diproses, tapi pemberinya ga ada satu punFakta-fakta di persidangan sudah sedemikian jelas dari mana asal uangnya, pembelian cek di mana, ke mana alirannya dan bukan hanya ada pemberinya, tapi ada pihak terkait yang berkepentingan dengan terpilihnya Miranda," tandas Fahmi.
Ia pun masih percaya dengan integritas KPK di bawah Busyro MuqoddasFahmi yang beberapa waktu lalu bertemu dengan pimpinan KPK, masih yakin bahwa KPK terbebas dari pesanan pihak tertentu"Saya tahu Pak BusyroDemikian pula dengan Pak Chandra, terlepas dari statusnya yang dipersoalkan DPR, dia bagus koq di KPK," ulasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Sertijab Kajati Sulut
Redaktur : Tim Redaksi