Sejak Bayi, Pendidikan Warga Dijamin Negara

Kamis, 05 Juni 2014 – 07:34 WIB
BANYAK BELAJAR: Triwahjuni Handayani (dua dari kanan) saat berada di Finlandia. Foto: Triwahjuni Handayani for Jawa Pos

jpnn.com - ”MASIH berantakan. Belum sempat beres-beres. Sejak pulang dari Finlandia, badan saya ambruk,” sambut Triwahjuni Handayani untuk mengawali wawancara. Ketika itu, di ruang kerjanya yang berukuran 5 meter x 7 meter, beberapa sudut memang tak rapi. Berkas bertumpuk, laptop ditaruh sekenanya.

Ya, Tri, sapaannya, memang baru saja menikmati hadiahnya sebagai peringkat II Pemilihan Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional. Dalam satu rombongan, ada 23 pengajar dari seluruh Indonesia yang berangkat. ”Banyak ilmu baru yang saya dapat di sana,” papar istri Bambang Priyono itu.

BACA JUGA: Otodidak, Hadiahkan Foto Udara untuk HUT Kota Pahlawan

Kepala SMPN 36 Surabaya tersebut tiba di Finlandia pada 3 Mei 2014. Namun, Helsinki, ibu kota negeri itu, tak menyambutnya dengan hangat. Sambutan untuk guru-guru tersebut justru suhu beku 0 derajat Celsius. Untung, Tri sudah siap dengan coat, jaket, sweter, hingga bot.

Pada dua hari awal, Sabtu dan Minggu, rombongan hanya berjalan-jalan di sekitar kota. Saat itu Tri bisa merasakan sepinya Finlandia. Bayangkan saja, dengan luas 304 ribu kilometer persegi, jumlah penduduk Finlandia hanya 5,4juta orang. Jarang bangunan bertingkat seperti Surabaya. Kebanyakan adalah gedung kuno khas Finlandia.

BACA JUGA: Bekas Feri Cepat, Ditembak karena Boros Bahan Bakar

”Petualangan” Tri dan rombongan dimulai Senin, 5 Mei 2014. Mereka pergi ke Ministry of Education and Culture of Finland. Mereka bertemu dengan Satu Maki-Lassila, specialize government adviser international relation Kemendikbud Finlandia. Rombongan pun mulai mendapat informasi lebih detail soal pendidikan di Finlandia.

Pemerintah Finlandia, lanjut dia, memberikan paket pendidikan sejak seorang bayi lahir. Paket itu meliputi popok, susu, kereta dorong, dan baju. Sampai ketika memasuki usia enam tahun, anak mulai ikut preschool atau taman kanak-kanak (TK). Sejak preschool sampai kuliah pula, semua biaya pendidikan gratis.

BACA JUGA: Tanaman Tepi Jalan yang Tokcer Lawan Kanker

Bahkan, semua siswa diberi fasilitas belajar. Dengan kartu pelajar, seseorang hanya membayar 5 persen dari harga makanan dan transportasi. ”Bahkan untuk siswa yang jarak rumahnya lebih dari 5 kilometer dari sekolah, makan dan transportasi ditanggung oleh pemerintah,” ucap ibu Alfa Masjita Rahmat dan Beta Novia Rizky tersebut.

Pemerintah akan melakukan apa pun untuk memfasilitasi rakyatnya. Khususnya untuk pasangan yang melahirkan bayi. Kenapa? Sebab, di Finlandia, angka kematian lebih besar daripada angka kelahiran. Karena itu, apa pun dilakukan supaya sebuah keluarga mau mempunyai anak.

Salah satu kebijakan yang menarik, sepasang suami istri yang baru saja mempunyai anak diberi waktu cuti selama tiga tahun. Tujuannya, suami istri tersebut bisa berfokus mengurus anaknya tanpa menitipkan kepada pembantu. Selama cuti dari pekerjaan, mereka juga tetap digaji. ”Di Indonesia, tanpa ada peraturan seperti itu saja, sudah banyak yang hamil, apalagi kalau ada,” ucapnya, lantas terkekeh.

Selain itu, tempat-tempat lain yang mereka kunjungi adalah Finland University, sekolah komprehensif Kalajarvi, Serikat Guru Finlandia atau Opetusalan Ammattijärjestö (OAJ), Dewan Pendidikan Nasional Finlandia, dan Universitas Haaga-Haila.

”Saat di sekolah Kalajarvi, kami jadi tahu bahwa setelah satu jam pelajaran, siswa selalu diberi waktu 15 menit untuk istirahat,” imbuh perempuan yang mengidolakan Ki Hajar Dewantara tersebut.

Menurut Tri, sebenarnya hal itu sangat efektif. Sebab, pikiran seorang anak bisa lebih fresh dalam menerima pelajaran. ”Kalau di sini, dari pagi sampai siang diajar terus. Ibarat gelas diisi air sampai tumpah,” paparnya.

Selain teori, seluruh sekolah di Finlandia juga menekankan praktik. Salah satu yang unik adalah praktik wedding organizer. Praktik tersebut diberikan saat SMP. Caranya, satu kelas diharuskan mengatur acara pernikahan. Setiap anak mendapatkan tugas yang berbeda.

Kenapa wedding organizer? Sebab, pergelaran tersebut dinilai komplet. Para siswa tidak hanya belajar praktik manajemen, tapi juga mencari tahu soft skill mana yang lebih dikuasainya. Kualitas siswa yang baik juga tidak lepas dari kualitas guru.

”Di Finlandia, guru SD sampai SMA atau SMK minimal lulusan S-2. Sebelum praktik menjadi guru, seseorang juga harus menjalani training,” ucap guru matematika tersebut.

Pemerintah juga yang menyekolahkan calon guru itu untuk jenjang S-2. Tahapnya, setelah lolos dari seleksi guru, pendaftar akan menjalani tes pedagogis (kajian pendidikan). Setelah lulus, mereka baru bersekolah S-2. ”Lulus S-2 juga tidak langsung ngajar. Mereka harus menjalani training selama beberapa lama. Jadi, mereka terjun mengajar itu sudah siap,” tutur dia.

Karena itu, profesi guru paling diburu. Sebab, kesejahteraannya sangat menjanjikan. Tri menilai, dengan sederet kelebihan tersebut, sebagian besar sistem pendidikan di Finlandia tidak bisa diterapkan di Indonesia. Sebab, jumlah penduduk di Finlandia sedikit. Kondisi tersebut kontras dengan Indonesia yang jumlah penduduknya sangat banyak. (Dinda Lisna Amilia/c11/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawal Anak SMP yang Masih Rentan Berjejaring Sosial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler