Sejarah Jembatan Ampera, Spesifikasi dan Estimasi Bobotnya

Kamis, 17 November 2022 – 12:36 WIB
Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang. Foto: Cuci Hati/JPNN

jpnn.com, PALEMBANG - Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), sedang membetot perhatian berbagai kalangan.

Rencana Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) memasang lift pada bangunan ikonis di atas Sungai Musi itu memicu pro dan kontra.

BACA JUGA: Perjalanan Jembatan Ampera Berganti Warna, dari Kelir Asli pada 1965 Hingga Jadi Merah

Walhasil, polemik itu membuat banyak warganet pengin tahu soal jembatan yang isianya lebih dari setengah abad itu.

Situs resmi Pemerintah Kota Palembang menginformasikan jembatan yang menghubungkan wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir itu dibangun pada 1962. Pembangunannya dibiayai dengan dana pampasan perang dari Jepang.

BACA JUGA: Pembangunan Lift di Jembatan Ampera Menuai Kritik, Gubernur Sumsel Malah Setuju

Awalnya nama jembatan yang diresmikan pada 1965 itu bukanlah Ampera.

"Jembatan ini awalnya sempat diberi nama Jembatan Soekarno, presiden Indonesia saat itu," info laman resmi Pemkot Palembang.

BACA JUGA: Cerita Hasto soal Kisah di Balik Bergabungnya Kapitra Ampera

Penggunaan nama Soekarno tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada Proklamator RI itu. Namun, Presiden Pertama RI itu tidak setuju dengan penamaan tersebut.

"Presiden Soekarno kurang berkenan karena tidak ingin menimbulkan tendensi individu tertentu," penjelasan yang tertulis di situs pemda tersebut.

Akhirnya nama Ampera yang dipilih untuk jembatan itu. Nama tersebut merupakan akronim dari Amanat Penderitaan Rakyat, sebuah slogan yang digelorakan Bung Karno.

Syahdan, nama Ampera pun terus melekat pada jembatan bersejarah itu. Hingga kini masyarakat menyebutnya Jembatan Ampera.

Situs Pemkot Palembang juga membeber spesifikasi Jembatan Ampera. Bobot jembatan itu diperkirakan sekitar 944 ton.

Adapun panjang jembatan itu membentang 1.117 meter. Lebarnya 22 meter.

Bangunan itu memiliki dua menara setinggi 63 meter. Jarak antarmenara itu 75 meter.

Menara itulah yang berfungsi sebagai pengangkat bagian tengah jembatan sehingga kapal-kapal besar tetap bisa mengarungi Sungai Musi dari hulu ke hilir maupun sebaliknya tanpa terhalang bangunan yang berfungsi sebagai jalan itu.

Namun, sejak 1970, aktivitas pengangkatan bagian tengah Jembatan Ampera dihentikan. Peningkatan aktivitas pengguna jalan membuat fungsi bagian tengah jembatan itu harus dikesampingkan.

Pada 1990, bandul pemberat untuk mengangkat bagian tengah Jembatan Ampera juga dibongkar karena dianggap membahayakan.

Kini, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 27 miliar untuk merestorasi Jembatan Ampera. Dari jumlah itu, anggaran untuk pemasangan lift di jembatan ikonis itu sebesar Rp 3 miliar.(mcr35/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler