Sejarah Pacu Jalur & Peran 3 Bocah Perahu yang Viral

Selasa, 22 Agustus 2023 – 14:40 WIB
Suasana Pacu Jalur di Kuansing. Foto: dok.Dinas Pariwisata Riau.

jpnn.com - KUANSING - Pacu Jalur mendunia. Budaya masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi atau Kuansing, Provinsi Riau itu viral di jagat maya.

Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung perahu.

BACA JUGA: Event Dunia Pacu Jalur 2023 di Kuansing Dimulai Besok, Berhadiah Ratusan Juta

Banyak warganet memarodikan Pacu Jalur, terutama meniru tarian bocah di atas jalur (perahu).

Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat mengatakan dahulu jalur digunakan masyarakat Kuansing sebagai transportasi utama warga di Rantau Kuantan.

BACA JUGA: Pacu Jalur Kuantan Singingi, Festival Menjaga Tradisi

Jalur juga digunakan untuk membawa hasil bumi, seperti pisang, tebu, dan hasil mata pencaharian masyarakat Kuansing saat itu.

Seiring berjalannya waktu, transportasi air itu mulai ditinggalkan masyarakat.

BACA JUGA: Jaga Perdagangan Dunia, Akademisi di Riau Diminta Perhatikan Selat Malaka

Kemudian muncullah jalur dengan ukiran-ukiran indah di lambung maupun dayungnya. Dari tradisi menjadi seni.

"Lalu diadakanlah lomba jalur antardesa di Kuansing. Hingga akhirnya sampai sekarang berkembang menjadi pesta Pacu Jalur di Kuansing,” kata Roni pada Selasa (22/8).

Pembuatan jalur tidak bisa sembarangan.

Harus melalui banyak ritual sejak menebang pohon sampai pengukiran jalur itu sendiri.

“Satu jalur yang dibuat itu menjadi satu-satunya di dunia," kata Roni.

"Satu batang pohon bisa dijadikan satu jalur dengan muatan 40 orang,” imbuh Roni.

Di sisi lain, terkait bocah di atas perahu atau jalur, seorang warga Kuansing bernama Khairul Ikhsan Chaniago atau biasa disapa KIC memberi penjelasan.

Tiga bocah (yang viral di media sosial) itu ternyata memiliki fungsi penting.

“Paling depan si Tukang Tari, yang tengah si Timbo Ruang, yang paling belakang si Tukang Onjai,” kata KIC.

Pria yang lahir di Desa Koto Kombu, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuansing ini menjelaskan, bocah-bocah itu memberikan nuansa keindahan ketika perlombaan.

Fungsi lainnya, bocah itu memberikan informasi kepada anak pacuan tentang posisi haluan jalur, sekaligus memberikan semangat.

“Pada dasarnya semua fungsi sama, yakni menambah semangat anak pacuan,” tutur KIC.

Selain itu, terdapat pula arti dari arah hadapan si bocah saat berada di atas perahu.

“Ketika menghadap ke depan, pertanda haluan jalur sedang memimpin. Kalau ke belakang, pertanda memberikan semangat kepada anak pacu,” ujarnya.

Selain tiga bocah, anak pacuan juga berperan penting, karena merekalah yang mengayuh jalur.

"Anak pacu ini beda pula kerjanya, yang paling depan namanya Tukang Concang, yang paling belakang namanya Tukang Uwik atau tukang kemudi,” tutur KIC.

Dia menambahkan biasanya setiap desa di Kabupaten Kuansing akan mengirim tim masing-masing saat Pacu Jalur.

"Dari desa kami nama timnya Sang Ratu Helmina,” kata KIC.

Pacu Jalur 2023 di Kuangsing akan berlangsung mulai Rabu (23/8) hingga Minggu (27/8). (mcr36/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Rizki Ganda Marito

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler