Sejarah! Uang Desain Baru Dirilis Berbarengan

Sabtu, 17 September 2016 – 02:29 WIB
BI. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Sejarah akan tercipta terkait penerbitan uang rupiah. Untuk kali pertama, uang dengan desain baru itu bakal diterbitkan secara bersamaan untuk seluruh pecahan.

Tujuannya, menyesuaikan desain fisik dengan UU No Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

BACA JUGA: Impor Bahan Baku Naik, Industri Domestik Bergairah

Saat ini baru ada satu uang yang sesuai dengan amanat UU Mata Uang, yakni pecahan Rp 100 ribu. Salah satu ciri umum tersebut adalah memuat gambar lambang negara Garuda Pancasila.

Lalu, terdapat tulisan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ditandatangani menteri keuangan bersama gubernur Bank Indonesia.

BACA JUGA: Ekonomi tak Berdaya, Asuransi Tetap Perkasa

’’Lalu, ada tahun cetak dan tahun emisi (penerbitan, Red),’’ ujar Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi di gedung BI Jakarta kemarin (15/9).

Uang baru akan dirilis seiring dengan keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) No 31/2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai Gambar Utama pada Bagian Depan Rupiah Kertas dan Rupiah Logam Indonesia.

BACA JUGA: Penjualan Emas Antam Sentuh Rp 2,84 Triliun

Terdapat 12 pahlawan yang dipilih. Alat pembayaran baru itu nanti disebut uang NKRI karena gambar pahlawan yang dipilih merepresentasikan wilayah dari Sabang sampai Merauke.

’’Keppres memang salah satu proses awal bagi penerbitan uang baru oleh BI. Maka, ini kami jadikan momentum menerbitkan uang sekaligus agar sesuai dengan UU Mata Uang,’’ ungkapnya.

Sebanyak 12 pahlawan dalam keppres tersebut, antara lain, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta (Rp 100 ribu), Ir H Djuanda Kartawidjaja (Rp 50 ribu), G.S.S.J Ratulangi (Rp 20 ribu), Frans Kaisiepo (Rp 10 ribu), serta Dr KH Idham Chalid (Rp 5.000).

Kemudian, Mohammad Husni Thamrin (Rp 2.000) dan Tjut Meutia (Rp 1.000). Untuk pecahan uang logam, ada gambar I Gusti Ketut Pudja (Rp 1.000), Letnan Jenderal TNI (pur) Tahi Bonar Simatupang (Rp 500), Dr Tjiptomangunkusumo (Rp 200), dan Prof Dr Ir Herman Johanes (Rp 100).

Suhaedi menjelaskan, terdapat enam langkah proses di internal BI soal penerbitan uang. Yaitu, perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan (uang lama), serta pemusnahan (uang lama).

’’Saat ini kami sudah melakukan perencanaan. BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Kemenkeu. Nanti yang mengumumkan kapan penerbitannya adalah dewan gubernur BI,’’ terangnya.

Yang pasti, kata dia, penerbitan uang baru akan mempertimbangkan berbagai situasi dan dilakukan secara bertahap. Terutama mengenai penarikan uang yang sudah beredar.

’’Bergantung berapa banyak ketersediaan uang baru menyesuaikan kapasitas produksi di Perum Peruri. Tapi, BI berkomitmen menjaga ketersediaan uang beredar di masyarakat agar kebutuhan uang di masyarakat tidak terganggu,’’ tandasnya. (gen/c14/sof/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Properti Belum Pulih, Mahasiswa Jadi Bidikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler