Sejumlah Masalah Ini Berpotensi Ganjal Airlangga Menuju Munas

Senin, 29 Juli 2019 – 10:43 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan caleg Partai Golkar, alim ulama Kabupaten Bogor. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Petahana Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto patut khawatir dengan sejumlah masalah yang bisa menghalanginya menjelang Munas Partai Golkar.

Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menganalisa masalah-masalah itu bisa jadi batu sandungan.

BACA JUGA: Pimpinan Golkar Dituding Otoriter, Tetty Paruntu: Sebaiknya Para Senior Membesarkan Partai

"Kondisi menurunnya perolehan suara Golkar di DPR RI, secara persentase, dari Pileg 2019 bisa menjadi catatan evaluasi baginya dalam munas nanti," ujar Aisah.

BACA JUGA : Airlangga Ikut Manuver Surya Paloh, Ipang Anggap Golkar Kehilangan Daya Tawar

BACA JUGA: Airlangga Ikut Manuver Surya Paloh, Ipang Anggap Golkar Kehilangan Daya Tawar

Menurut dia, berkurangnya perolehan suara ini tak bisa dipisahkan dari kepemimpinan Airlangga.

Seperti diketahui, Airlangga tak hanya menahkodai Golkar, tetapi juga mengambil jabatan sebagai Menteri Perindustrian.

BACA JUGA: Misi Personal Airlangga ke Surya Paloh Bisa Goncang Golkar

Secara garis besar, harusnya perolehan suara saat Pileg 2019 menjadi tanggung jawab Airlangga. Pada Pileg 2014, perolehan persentase Golkar mencapai 14,7 persen, sementara saat ini perolehannya berkurang 2 persen lebih.

"Selain itu, kasus PLTU Riau, jika ini dilanjutkan oleh KPK juga bisa menjadi batu ganjalan bagi Airlangga dalam proses pemilu internal Golkar nanti," kata Aisah.

BACA JUGA : Aktivis Muda Golkar Tersinggung dengan Ucapan Effendi Simbolon

Menurut Aisah, khusus untuk kasus yang menjebloskan Idrus Marham itu, Airlangga berpotensi dipanggil. Itu bisa jadi salah satu penghalangnya meski hanya berstatus saksi.

"Saya sampaikan bisa jadi batu ganjalan, karena jika Airlangga kemudian dipanggil atau terkait dengan kasus ini, maka bisa bertolak belakang engan image partai yang masih harus dibangun," kata dia.

Aisah mengatakan saat ini Golkar punya pekerjaan rumah yang berat di bawah Airlangga. Dia harus membersihkan image partai terkait komitmen antikorupsi.

"Bersih dari korupsi pascakasus Setya Novanto dan banyak kadernya yang tertangkap korupsi," ujar dia.

Di sisi lain, Aisah menakar peluang Ketua DPR Bambang Soesatyo di Musyawarah Nasional Golkar. Menurut dia saat ini Bamsoet punya kans tinggi di Munas.

Pasalnya, ada pertemuan yang dilakukan dengan Presiden Joko Widodo belum lama ini.

Meski sama-sama melakukan pertemuan seperti Airlangga, tetapi pertemuan antara Jokowi dan Bamsoet dianggap punya sinyal lebih kuat.

"Dari segi simbol politik, pertemuan dengan Bamsoet beberapa waktu lalu bisa menjadi sinyal kecenderungan dukungan Jokowi pada Bamsoet. Namun, tentunya kita tidak bisa memastikan hal tersebut, karena proses menuju munas masih panjang," ujar Aisah.

Dari segi konsolidasi kekuatan, Bamsoet juga dinilai lebih gencar daripada Airlangga. Selain Jokowi, Bamsoet telah menemui tokoh kunci seperti BJ Habibie. Jika konsisten, maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kekuatan Bamsoet.

"Gerakan ke tokoh penting di level nasional, dan diikuti konsolidasi kekuatan ke bawah. Maka gerak cepat ini bisa memberikan peluang bagi Bamsoet, apalagi Airlangga kelihatannya lebih “santai”," ujar Aisah. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Investasi di Indonesia, Petinggi Hyundai Sowan ke Istana


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler