jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengimbau warga untuk berhati-hari terhadap potensi tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi.
Isnawa bilang sepanjang 2017 hingga 2021 terdapat sebanyak 55 kejadian tanah longsor di Jakarta.
BACA JUGA: BPBD Sebut 10 Wilayah di DKI Jakarta Rawan Longsor, Jaksel Paling Banyak
Peristiwa tersebut paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan (34 kejadian), Jakarta Timur (21 kejadian). Adapun detail wilayah kelurahan yang paling banyak mengalami tanah longsor di Srengseng Sawah (6 kejadian) dan Ciganjur (4 kejadian).
”Bukan berarti seluruh wilayah kecamatan tersebut masuk ke dalam kategori rawan, namun, hanya pada wilayah tertentu yang berada pada kawasan lereng di tepi kali atau sungai saja,” ucap Isnawa saat dihubungi, Rabu (6/4).
BACA JUGA: 10 Wilayah di Jakarta Berpotensi Mengalami Pergerakan Tanah, Jangan Panik
Dia menjelaskan tanah longsor bisa terjadi karena berbagai macam pemicu seperti curah hujan, gempa bumi, erosi, hingga aktivitas manusia.
Masyarakat dapat mengetahui ciri-ciri tanah longsor yang ada di sekitar, seperti lapisan tanah atau batuan yang miring ke arah luar, retakan tanah yang membentuk tapal kuda, rembesan air pada lereng, pohon dengan batang yang terlihat melengkung, dan perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam.
BACA JUGA: Waspada, 10 Wilayah di DKI Rawan Tanah Longsor, Nih Datanya
BPBD DKI mengimbau masyarakat terutama yang berada di sekitar kawasan kali atau sungai untuk tidak membangun rumah di atas atau bibir tebing, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai.
Hal itu untuk mengantisipasi jika terjadi tanah longsor.
“Juga tidak menebang pohon di sekitar lereng dan menghindari untuk pembuatan kolam atau sawah di atas lereng,” imbau Isnawa. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tetap Hati-Hati, Garut-Bandung Normal Setelah Diterjang Longsor
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi