JAKARTA--Sukses berbisnis online, Indra Mulia Nasution kini melibatkan istri dan anaknya untuk mengikuti jejaknya.
Sejak 26 Februari 2014, Indra membuka toko online ‘The Largest Fashion Store’ di Bukalapak. Dua bulan kemudian, 12 April 2014, istrinya, Yuliani Purwaningsih, juga membuka toko online ‘Toko Fashion Online’ di market place yang sama.
Disusul anaknya, Annisa Mulia Dini Nasution yang baru duduk di Kelas 2 SMP, juga membuka toko online “The Kidz Zone’ di Bukalapak sejak 13 Oktober 2014.
“Prinsip saya seperti orang yang mengembangkan multi level marketing. Semakin banyak jaring yang kita tebar untuk memasarkan produk yang sama, tentu hasilnya akan lebih besar,” ujar Indra dalam gathering Bukalapak di Jakarta, Selasa (26/5).
Keluarga kecil ini menjalankan bisnis online secara bersama-sama dan saling bahu-membahu dengan pusat kegiatan di rumah mereka di Bandung, Jawa Barat. Hasilnya telah mereka rasakan meski baru satu tahun bergabung di Bukalapak.
BACA JUGA: Inilah Harapan Masyarakat kepada BRTI, Mastel, dan APJII
Dengan penghasilan gabungan rata-rata Rp 11 juta hingga Rp 12 juta per bulan, sang suami sudah masuk kategori pedagang besar dengan 157 feedback, sang istri juga termasuk pedagang besar dengan 270 feedback. Sedangkan sang anak yang baru tahap belajar, tergolong pedagang dengan 11 feedback.
Mereka fokus menjual produk-produk fashion asli produksi dalam negeri dan telah melayani pelanggan dari berbagai kota di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. “Bagi kami penghasilan itu termasuk besar. Dan itu, memicu kami untuk terus mengembangkan toko online yang kami miliki. Baik dari ketersediaan dan variasi produk, layanan hingga respon cepat kepada pembeli,” ujarnya.
Pengalamannya bersama istri mengelola toko online sejak Mei 2010, membuat mereka cukup terasah dan mengetahui strategi-strategi khusus untuk membesarkan dan menumbuhkan kepercayaan di hati para pembeli sehingga terjadi transaksi berkelanjutan alias repeat order.
Sebelumnya di sekitar tahun 2012, mereka telah membuat situs ‘Toko Fashion Bandung’ yang mencoba melayani pembelian secara online. Dari banyak yang telah mereka coba, tetap saja ada rasa was-was, terutama berkaitan dengan pembayaran barang yang telah dikirim.
“Tak jarang kami menerima pembayaran cukup lama. Kondisi ini yang membuat kami kesulitan modal untuk berkembang karena dananya masih tertahan.”
Akhirnya, mereka mengenal Bukalapak dari seorang rekan mereka. Setelah mempelajari lebih lanjut tentang Bukalapak terutama karena ada jaminan keamanan pembayaran, mereka pun bergabung di Bukalapak. Meskipun fokus menjual produk fashion yang sama mulai dari kemeja, kaos, tas, sepatu, topi, jaket hingga aksesoris pendukung, namun Indra bersama istri telah membagi kategori produk yang mereka jual.
BACA JUGA: Faisal Tuding Ada Pemburu Rente Elpiji 3 Kilogram
“Untuk saya dan istri, membidik segmen usia 13 hingga 40 tahun. Sedangkan untuk produk yang dijual anak membidik segmen 0 hingga 13 tahun. Strategi ini terbilang efektif menjaring pembeli,” ujar Indra.
Annisa merasa nyaman dan menikmati jualan online di Bukalapak. Apalagi, keasyikan berjualan online ini tak lantas membuat sekolahnya berantakan. Bahkan guru-gurunya sudah mengetahui dan memberikan dukungan positif bagi Annisa.
“Sayangnya, belum ada guru-guru saya yang membeli barang yang saya jual secara online. Tapi, saya tidak menyerah dan terus berupaya membesarkan toko online yang saya rintis bersama mama,” ujar Annisa.
Mereka bertekad akan memperbanyak produk dan variasinya. Tak hanya produk fashion, mereka juga mulai menambah koleksi untuk produk-produk para penghobi touring dan bikers.
BACA JUGA: Ini Kondisi Perekonomian Sejumlah Daerah
Bahkan, mereka juga akan segera merealisasikan membuat produk dengan brand tersendiri. “Kami targetkan selesai tahun ini sehingga kami bisa segera membuka toko dan membuat sistem stok barang," kata Indra. (rl/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Lebaran, Garuda Indonesia Siapkan 1,61 Juta Kursi
Redaktur : Tim Redaksi