jpnn.com, CIANJUR - SAR Bandung bersama tim gabungan BPBD Cianjur menemukan jasad santri bernama Solihin (14), warga Desa Mekarjaya, yang dilaporkan hilang tenggelam saat berenang di Sungai Cisokan bersama belasan santri lainnya.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengatakan korban dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (16/7), setelah sejumlah temannya berusaha menolong, namun tidak membuahkan hasil.
BACA JUGA: 3 Pemuda Tewas Tenggelam saat Jalani Pengobatan Alternatif di Situ Tegallega Bogor
"Teman santri lainnya melaporkan hal tersebut ke aparat desa dan dilanjutkan ke BPBD dan SAR Bandung yang langsung turun ke lokasi untuk melakukan pencarian," katanya di Cianjur, Senin.
Senin (17/7) dini hari, jasad korban ditemukan dua kilometer dari lokasi pertama kali dilaporkan hilang tenggelam, setelah petugas gabungan melakukan susur sungai dan pinggiran bersama warga dan pihak keluarga.
BACA JUGA: Bermain di Danau, Remaja di Bekasi Ditemukan Tewas Tenggelam, Satu Orang Lagi Hilang
Jasad korban langsung diserahkan tim SAR gabungan yang terdiri atas SAR Bandung, BPBD, TNI/Polri dan warga kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"Jasad korban langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
BACA JUGA: Polisi Bilang Begini soal Motif Mutilasi Mahasiswa Yogyakarta, Korban & Pelaku Saling Kenal
Sementara keterangan warga sekitar sebelumnya belasan santri termasuk korban sedang mencuci pakaian sambil berenang di Sungai Cisokan.
Korban bersama seorang santri lainnya berenang terlalu ke tengah, sehingga terbawa arus yang tiba-tiba deras.
"Warga berhamburan ke lokasi ketika mendengar teriakan minta tolong dari arah sungai. Saat kami sampai di pinggir sungai tubuh korban hilang tenggelam terbawa arus yang cukup deras, sehingga kami melaporkan hal tersebut ke Polsek setempat," kata saksi mata warga sekitar, Iwan Setiawan.
Sepanjang tahun 2023, tutur dia, tercatat tiga orang santri hilang tenggelam di Sungai Cisokan.
Warga sekitar sempat mengimbau santri dan anak-anak tidak berenang, karena arus sungai yang kerap deras terutama setelah turun hujan satu hari sebelumnya.
"Pinggiran sungai kerap dijadikan tempat mencuci pakaian oleh warga termasuk santri di pondok pesantren yang terletak tidak jauh dari sungai. Karena sering terjadi hal serupa, warga sempat mengingatkan anak-anak dan santri tidak berenang ke tengah," katanya. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologi Ayah-Anak Dianiaya OTK, Tak Ada Ampun, Satu Orang Tewas Dibantai
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti