jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Jokpro Timothy Ivan Triyono menanggapi dua kekhawatiran Menkopolhukam Mahfud MD pada tahun 2024 yaitu bahaya polarisasi dan korupsi.
Timothy menyebut Jokowi dan Prabowo merupakan sosok yang kuat dan bisa diterima kedua kelompok terpolarsasi tersebut.
BACA JUGA: Jokpro 2024 Dukung Penuh Sikap Presiden Jokowi Menolak Penundaan Pemilu
“Jokpro melihat sosok Pak Jokowi dan Prabowo memiliki legitimasi sangat kuat berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada Desember 2021 lalu,” kata Timothy dalam siaran pers pada Kamis (21/4/2022).
Oleh karena itu, menurut Timothy, memasangkan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang adalah solusi yang paling tepat untuk menghindari polarisasi ekstrem tersebut seperti dikhawatirkan oleh Mahfud MD.
BACA JUGA: Sah! Simpatisan Jokpro 2024 di 34 Provinsi Deklarasi Dukung Jokowi-Prabowo
Timothy menjelaskan alasanya masih munculnya polarisasi meskipun Prabowo dan Gerindra sudah bergabung ke pemerintahan Jokowi.
“Ya, karena aktor intelektual yang menyebabkan kita terbelah. Bukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo, tetapi kelompok-kelompok tertentu yang sering kali menggunakan isu-isu primordial atau SARA dalam politik praktis,” ujar Timothy.
BACA JUGA: Srikandi Jateng Sepakat Mendukung Ganjar Maju di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Timothy menjelaskan penyebab polarisasi masih terjadi di bangsa ini karena politik identitas yang kerap dilakukan oleh kelompok-kelompok intoleran.
Dia menganalogikan kelompok tersebut adalah jin-jin politik identitas yang tidak boleh diberikan panggung.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengkhawatirkan dua hal ini terjadi pada 2024. Dua hal tersebut yaitu polarisasi ideologi dan korupsi.
Menurut Mahfud, pengeroyokan Ade Armando pada demo 11 April adalah buntut polarisasi ideologi.
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga khawatir peristiwa serupa terjadi pada 2024 mendatang yang merupakan tahun politik di mana akan diselenggarakan pemilihan presiden dan kepala daerah.
“Saya tahu itu bukan mahasiswa dan yang sudah ditangkap itu kan semua bukan mahasiswa. Itu memang penyusup dan dari kelompok-kelompok yang memang orang keras kalau dilihat latar belakangnya,” ujar Mahfud.
Pada tahun 2024, menurut Mahfud MD, dirinya secara pribadi agak risau. Soalnya ini berkenaan dengan masalah ideologis.
“Polarisasi cukup tajam. Perlu orang kuat yang bisa menyatukan, bisa diterima dua-duanya (kelompok), punya wawasan dua-duanya, untuk bisa menyatukan,” kata Mahfud.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari