Sekjen KLHK Paparkan 2 Strategi Pembangunan Kalimantan Utara, Apa Saja?

Minggu, 14 Agustus 2022 – 01:51 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono memaparkan sejumlah strategi pembangunan Kalimantan Utara Berkelanjutan dalam acara seminar nasional bertemakan “Membangun Kolaborasi Pasca Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Maju”, pada Jum’at (12/8). Foto: dokumentasi KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono memaparkan sejumlah strategi pembangunan Kalimantan Utara Berkelanjutan.

Hal tersebut diutarakan dalam seminar nasional bertemakan “Membangun Kolaborasi Pasca Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Maju” yang dihelat IKA PIMNAS pada Jum’at (12/8) di Tanjung Selor, Kalimantan Utara.

BACA JUGA: KLHK Beri Ganjar Pranowo Penghargaan Nirwasita Tantra

Menurut dia, strategi tersebut dilakukan melalui dua pendekatan, yakni integrated landscape management dan transglobal leadership.

Dalam konsep dasar lanskap dan isu keberlanjutan terdapat lima indikator utama, yaitu udara yang bersih dan sehat, lahan subur, air bersih dan sehat, laut yang sehat, dan keanekaragaman hayati.

BACA JUGA: BPK Beri Opini WTP Atas Laporan Keuangan Kementerian ESDM dan KLHK Tahun 2021

Jika dilihat karekteristik dan kondisi lanskap Kalimantan Utara, kawasan hutan didominasi hutan produksi 47 persen, hutan lindung 15 persen, dan hutan konservasi 18 persen.

Kaltara juga memiliki keragaman mangrove pada Delta Kayan Sembakung, serta kontribusi PDRB-nya didukung oleh sektor perdagangan pertambangan.

BACA JUGA: Tim Gakkum KLHK Tangkap Pelaku Pembuangan Limbah Berbahaya di Karawang

Hal ini merupakan modal sekaligus tantangan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Utara.

“Untuk itu, diperlukan konsep pengelolaan lanskap secara terpadu di Kalimantan Utara melalui peningkatan manajemen sumber daya hutan dan peningkatan administrasi dan tata kelola pertanahan,” ucap Bambang, Sabtu (13/8).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua IKA PIMNAS Lembaga Administrasi Negara ini mengatakan berbagai instrumen lingkungan hidup dan kehutanan dapat dikembangkan dan didayagunakan secara terintegrasi untuk mengelola lanskap secara terpadu.

Pengelolaan itu dalam rangka mewujudkan peradaban ekologis dan visi Indonesia pada 2045.

Selain manajemen lanskap, yang tak kalah penting, kata dia, adalah kepemimpinan transglobal.

Kepemimpinan transglobal dalam pengelolaan lanskap terpadu diperlukan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.

Dia menyebutkan seorang pemimpin transglobal memiliki 6 kecerdasan dan 5 karakteristik. Kecerdasan tersebut adalah kognitif, moral, emosional, budaya, bisnis, dan global.

Sementara karakteristik yang harus dimiliki seorang pemimpin transglobal, yakni ketahanan terhadap ketidakpastian, konektivitas tim, fleksibilitas pragmatis,  perspektif, dan orientasi bakat.

“Penerapan kepemimpinan transglobal dalam dapat dilakukan melalui, transformasi kegiatan pertambangan dan migas. Lahan-lahan bekas tambang juga ditransformasi menjadi lahan yang produktif secara ekologi, sosial, dan ekonomi,” tambahnya. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler