jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jendral MPR RI Ma’ruf Cahyono S.H mendapat anugerah tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo.
Penganugerahan itu merupakan penghargaan atas jasa Ma'ruf yang telah memberikan ide dan membuat gagasan pembentukan Lembaga Pengkajian MPR sebagai laboratorium konstitusi yang bertugas memberikan pertimbangan terkait pengkajian sistem ketatanegaraan.
BACA JUGA: Ketua MPR Gelar Pengajian Bersama Alumni Salman ITB
Penganugerahan itu disampaikan saat upacara bendera HUT DPR/MPR ke-72, pada Selasa, (29/8) di Kompleks DPR, MPR dan DPD, Senayan, Jakarta. Ma’ruf sekaligus menjadi pembina dalam upacara itu.
Sebagai pembina upacara, Ma’ruf memimpin pengibaran bendera, mengheningkan cipta, pengucapan teks Pancasila, Pembacaan UUD 1945 dan Pembacaan Panca Prasetya Korpri.
BACA JUGA: Prof Jimly Puji Kegiatan Constitutional Drafting MPR
Penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya ini berdasar Keputusan Presiden RI No 60/TK/Tahun 2017 pada 21 Juni 2017. Sedangkan Ma’ruf memperoleh anugrah itu atas jasa dan prestasinya yakni, berperan aktif memberikan pemikiran terkait rencana dan rekomendasi MPR tentang penataan sistem ketatanegaraan Indonesia, agar ditaati dan dilanjutkan oleh MPR masa jabatan 2014-2019 sehingga terbit Keputusan No.4/MPR/2014.
Ma’ruf yang bekerja di MPR sejak 1994 dalam sambutannya mengucap syukur atas kerja yang telah dilakukan oleh para aparatur sipil negara yang memberikan dedikasinya pada bangsa dan negara. Dia mengatakan, MPR dan DPR selama 72 tahun eksistensinya telah menghasilkan pekerjaan-pekerjaan yang baik sehingga memunculkan citra baik di hadapan masyarakat.
BACA JUGA: Ultah ke-72, MPR Gelar Doa dan Dzikir Bersama
“Kami mengawal pelaksanaan tugas wewenang MPR, yang berurusan dengan politik dan berhubungan dengan ketatanegaraan. Tantangannya ke depan semakin besar seiring dengan perkembangan demokrasi, politik dan dinamika masyarakat sendiri,” katanya.
Ma’ruf menjelaskan, MPR sebagai institusi harus meningkatkan kapasitasnya dari berbagai dimensi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih (clean government). “Bagaimana kita harus memberikan pelayanan terhadap MPR, DPR dan DPD,” ujarnya.
Menurutnya, caranya adalah dengan menghargai masyarakat dengan kerja maksimal. Dengan demikian MPR juga dipercaya publik.
Terkait ulang tahun ke -72 MPR, Ma’ruf mengajak agar semua di lingkungan lembaga negara yang kini dipimpin Zulkifli Hasan itu bisa menyusun rencana dan proyeksi ke depan terkait birokrasi. “Mudah-mudahan MPR sebagai lembaga negara bisa semakin maju dan semakin baik dalam melayani masyarakat,” ujarnya.
Di akhir acara, Ma’ruf membacakan puisi karya Emha Ainun Najib. Judulnya Ditanyakan Kepadanya yang ditulis pada 1998.
Upacara ini dihadiri oleh para pejabat, pegawai dan tenaga perbantuan di lingkungan Sekretariat Jendral MPR RI.(adv/mpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Doa dan Dzikir Bersama Untuk Mensyukuri Kiprah MPR
Redaktur : Tim Redaksi