jpnn.com - JAKARTA - Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten mulai resmi beroperasi Selasa (9/8). Namun, terminal baru yang digembar-gemborkan bakal menempatkan Bandara Soekarno-Hatta ke jajaran airport kelas dunia itu ternyata masih tak lepas dari kritik.
Adalah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menganggap pengoperasian Terminal 3 Ultimate terlalu dipaksakan. Menurutnya, terminal baru itu belum siap sepenuhnya.
BACA JUGA: DPD RI: Pelayanan Ibadah Haji Harus Optimal
Hasto yang melihat langsung Terminal 3 setelah mendarat dari Manado, Sulawesi Utara, Selasa (9/8) malam mengatakan, pengelolaan bandara memerlukan standar keselamatan tertinggi dalam industri transportasi. “Tapi saya masih melihat banyak pekerjaan konstruksi yang belum selesai. Kesemuanya mengandung risiko terhadap keselamatan pesawat terbang dan penumpang,” ujarnya melalui layanan pesan singkat, Rabu (10/8).
Mantan anggota Komisi VI DPR yang membidangi BUMN itu pun mencurigai adanya kebijakan ABS alias asal bapak senang dengan memaksakan operasional Terminal 3. Padahal, katanya, hal itu sangat berisiko.
BACA JUGA: Reog Ponorogo Bakal Tebar Pesona di Filipina
Menurutnya Hasto, aroma ABS itu memang terasa. Sebab, operasional terminal baru di bandara harusnya memperhatikan kesiapan dari sisi mechanical completion. Namun, ketika mecanical completion belum siap sepenuhnya, Terminal 3 sudah dipaksakan beroperasi.
Hasto menyebut hal itu tak lepas dari janji Menteri BUMN Rini Soemarno ke Presiden Joko Widodo bahwa Terminal 3 Bandara Soetta sudah beroperasi pada Agustus ini. Karenanya, kata Hasto, mestinya operasional Terminal 3 Bandara Soetta tidak dipaksakan sebelum sepenuhnya siap.
BACA JUGA: DUH...Speed Boat Kehabisan BBM di Laut, Ada 13 Orang Termasuk Seorang Bayi
“Menteri BUMN sebaiknya melihat kenyataan ini. Jangan korbankan standar keselamatan hanya karena asal bapak senang," katanya.
Hasto pun menyarankan agar pengelola Bandara Soetta mengajak para pakar transportasi udara untuk melihat secara langsung kondisi Terminal 3. Sebab, persoalan yang menumpuk di Bandara Soetta bisa sangat berisiko pada keselamatan.
“Ditinjau dari aspek keamanan, tampak terminal baru belum memiliki sistem keamanan yang andal. Dikombinasikan dengan pekerjaan konstruksi yang masih berjalan simultan dan kesemrawutan transportasi menjadikan bandara baru itu sangat rawan terhadap gangguan," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Latihan Upacara Gabungan, Persiapan Paskibraka Terus Dimatangkan
Redaktur : Tim Redaksi