Sekolah di Wilayah Terpencil Merindukan PTM

Rabu, 21 Juli 2021 – 10:34 WIB
Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekolah-sekolah di wilayah terpencil sangat merindukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Alasan utama mereka karena jaringan sulit dan fasilitas daring tidak memadai.

Seperti diungkapkan Kepala TK Islam Punteuet Swasta Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh, Fadhilah.

BACA JUGA: SD di Kalsel Siap Menggelar PTM Terbatas, Tunggu Hasil Verifikasi Satgas Covid-19

Menurut Fadhilah, berada di wilayah terpencil cukup menyulitkan orang tua menyediakan fasilitas pembelajaran secara daring untuk anaknya. Apalagi jika orang tuan memiliki lebih dari dua anak.

"Ada anak-anak yang tidak punya gawai dan hanya pinjam dari orang tuanya. Itu pun gawai ayahnya dan digunakan secara bergantian dengan kakak-kakaknya," kata Fadhilah kepada JPNN.com, Rabu (21/7).

BACA JUGA: Sekolah di Tahuna Sukses Melaksanakan PTM 100 Persen, 5 Jam Belajar, Aman Tanpa Kasus

Yang repot ketika sang ayah berangkat kerja, anak-anak itu harus menunggu sampai ayahnya pulang baru bisa belajar. Hal itulah yang membuat Fadhilah berembuk dengan orang tua murid untuk membahas PTM.

"Orang tua sepakat tahun ajaran baru dilakukan PTM, makanya sejak 12 Juli anak-anak sudah sekolah," ujarnya.

BACA JUGA: 7 Khasiat Rutin Minum Air Kelapa Rebus, Penyakit Kronis Ini Langsung Tidak Berkutik

PTM, lanjut Fadhilah, dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dan jam belajarnya dikurangi menjadi 2 jam.

Sama halnya dengan jenjang sekolah dasar yang sangat merindukan PTM. Menurut Kepala SD Negeri Antasari 1 Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, Bambang Mahmudin, pihaknya sangat ingin menjalankan PTM terbatas pada tahun ajaran baru ini.

Dia mengungkapkan bagaimana  usahanya mendapatkan izin PTM terbatas untuk tahun ajaran baru. Seperti melakukan vaksinasi COVID-19 untuk para guru, di samping melengkapi sarana prasarana di sekolah.

"Sejak 12 Juli, kami melaksanakan PJJ karena menunggu verifikasi dan izin Satgas Covid-19," ucapnya.

Menurut Bambang, sarana prasarana untuk PTM terbatas sudah dilakukan sekolah jauh-jauh hari. Bahkan pihak sekolah sudah rapat bersama orang tua siswa untuk kesiapan PTM terbatas.

"Respons orang tua sangat positif meski dari 95 siswa ada dua sampai tiga orang tua tidak mau PTM,' terangnya. 

Bagi orang tua yang tidak mengizinkan anaknya PTM, lanjut Bambang, pihaknya sudah menyiapkan untuk PJJ. Dia menegaskan, setiap ada kebijakan pihak sekolah selalu merundingkan bersama orang tua murid. 

"Kami tidak pernah memaksakan orang tua. Namun, memang banyak yang ingin PTM karena kendala jaringan dan fasilitas PJJ," ucapnya.

Saat ini, kata Bambang, siswa SD Negeri Antasari 1 menjalankan PJJ. Bagi siswanya tidak punya fasilitas pembelajaran secara daring, maka guru melakukan kunjungan ke rumah siswa. 

"Hal itulah yang salah satunya mendorong warga sekolah ingin PTM terbatas," pungkas Bambang. (esy/jpnn)

 

 

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler