Sekolah Dibongkar Paksa, Ratusan Siswa SMK Terlantar

Selasa, 04 November 2014 – 00:39 WIB

jpnn.com - DEMAK – Akibat pembongkaran paksa yang dilakukan oleh takmir masjid Baitut Taqwa di Desa Kalitengah Mranggen terhadap bangunan SMK Solihiah pada Minggu (2/11), kini ratusan siswa menjadi terlantar.

Mereka terpaksa harus diungsikan ke ruangan lain oleh pihak sekolah seperti di ruang laboratorium dan perpustakaan. Bahkan ada dua kelas yang akhirnya harus berada dalam satu ruang kelas yang sama.

BACA JUGA: Keluar dari Lapas Salemba, Guntur Bumi Kembali Dibui

“Hingga kini pembongkaran yang dilakukan pihak takmir sudah mencapai 50 persen, padahal kami dari pihak yayasan selalu berupaya untuk membuka pintu dialog dengan pihak takmir agar dapat diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak ada kesan buruk di depan masyarakat. Karena antara yayasan dan takmir sama-sama keluarga. Yayasan ya takmir, takmir ya yayasan,” jelas Khuseini sekretaris Yayasan Solihiah saat mengadu ke DPRD Demak pada Senin (3/11) siang.

Akibat pengrusakan yang dilakukan takmir masjid dan masyarakat tersebut sembilan lokal kelas tidak dapat digunakan lagi. Padahal kelas tersebut untuk proses belajar mengajar bagi  200 siswa SMK Sholihiyyah. Kerugian hingga kini ditaksir mencapai Rp 1 miliar.

BACA JUGA: Anggota Dewan yang Memaki di Facebook Itu Pejuang HAM

"Bagaimana dengan nasib anak didik kami? Murid-murid kini terlantar, apalagi proses pembongkaran masih terus berlangsung. Pihak takmir telah menyediakan sembilan lokal kelas untuk menampung anak-anak, itu berita bohong," imbuh Khuseini.

Selain mengadu ke DPRD, mereka juga mengadu ke Bupati Demak, dan melaporkan kasus ini ke Polda Jateng serta Polres Demak mengenai pengrusakan yang dilakukan pihak takmir.

BACA JUGA: Pantaskah Seorang Anggota Dewan Ngomong Seperti Ini di Facebook?

"Kita sudah menceritakan semuanya kepada Bupati Demak, Dachirin Said, kondisi yang terjadi di Sholihiyyah. Kita juga telah melaporkan kasus pengrusakan ini ke Polda Jateng," imbuhnya.   

Sementara itu salah satu murid,  Shofy Fajriana Hafsah, mengaku proses belajar mengajar terganggu karena sekolah mereka dirobohkan. Dia bersama teman-temannya harus belajar di tempat seadanya.

"Sekarang jadi bingung mau belajar dimana,pokoknya terganggu banget," kata siswi kelas XI tersebut.

Wakil Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet yang menerima rombongan dari Sholihiyyah, meminta kepada kedua belah pihak , baik takmir maupun yayasan agar sama-sama mengendalikan diri demi menjaga situasi kondusif di desa dan sesama warga Kalitengah bisa hidup rukun berdampingan.

"Semestinya pembongkaran tidak perlu dilakukan karena sekolah itu alat perjuangan untuk mendidik generasi muda dan mencerdaskan anak bangsa. Rencananya besok kita akan memanggil kedua pihak untuk mediasi," pungkas Slamet. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicurigai Buat Tempat Produksi Film Porno, 57 WNA Cina Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler