Sekolah Harus Kreatif, Inovatif dan Menguasai Teknologi

Jumat, 25 September 2020 – 06:03 WIB
Pembelajaran daring bagi anak TK. Foto: dok. Flying Star Daycare

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah cara belajar mengajar yang sebelumnya bertatap muka menjadi daring.

Sekolah pun dituntut kreatif dan inovatif saat membimbing anak didiknya agar memahami sebuah mata pelajaran. Kini, fungsi sekolah bertambah yakni menjadi Production House.

BACA JUGA: Tips Jitu Memilih Daycare untuk si Buah Hati

Pendiri Taman Penitipan Anak Flying Star Daycare Renny Sutadisastra, mencontohkan kerativitas yang disajikan pihak sekolah saat memberikan materi pelajaran yaitu dengan menggunakan teknologi audio visual.

"Anak akan lebih mudah dan cepat memahami sesuatu secara visual daripada yang disajikan secara abstrak. Jadi ketika metode daring dipakai maka kami lebih mengedepankan pengajaran secara visual yang videonya diproduksi sendiri. Video itu bisa di-upload di media visual seperti YouTube," kata Renny Sutadisastra.

BACA JUGA: Siswa Libur Sekolah, Mendikbud Gandeng Penyedia Teknologi untuk Metode Daring

Jadi, lanjut Renny, sekarang ini tugas seorang guru TK hingga SD tidak hanya membuat teacher planning, tetapi juga dituntut dapat memproduksi materi pembelajaran secara visual (visual lesson).

"Agar videonya menarik guru harus mencari referensi, misalnya memasukkan musik atau bunyi-bunyian yang sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan. Selain itu guru juga harus bisa merangkai kalimat yang mudah dicerna anak didiknya," ujarnya.

BACA JUGA: Bantu Anak Usia Dini di Daerah Tertinggal Belajar Lewat Media Audio

Tak hanya itu, seorang guru juga harus bisa menjelma menjadi seorang penghibur seperti penyanyi, karena beberapa pelajaran yang memerlukan hafalan akan lebih mudah diingat bila disajikan dalam bentuk lagu.

Untuk mendapatkan standarisasi kualitas guru seperti itu, Flying Star Daycare, kata Renny, mendorong dan memfasilitasi staf pengajarnya untuk belajar tentang teknologi media kekinian.

"Karakter  program yang menarik harus interaktif sekaligus connected ke anak sehingga ketika mereka melihat dapat mencerna dan akhirnya bisa memahami dengan mudah. Misalnya anak TK belajar mengenai vowel (huruf hidup) A, I, U, E, O, maka kami mengkombinasikan baca sambil diiringi lagu-lagu ceria yang dikenal anak," terang Renny. 

Selain pengajaran secara daring, Renny Sutadisastra mengungkapkan, pihaknya juga mengirimkan latihan soal (work sheets) kepada orang tua anak didik.

"Ada beberapa dari orang tua lebih suka menerima soft copy. Tapi untuk pelajaran handy craft tidak ada pilihan kami harus mengirimkan materi secara fisik," pungkasnya. (jlo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler