jpnn.com, JAKARTA - Sekolah harus bisa mengarahkan dan mengembangkan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini penting dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas dalam menghadapi tantangan dunia.
Anggota Dewan Pendidikan Jakarta Timur Robertus Budi Setiono mengatakan, siswa bisa berpikir kritis bila sekolah-sekolah mau melakukan perubahan pola pembelajaran.
BACA JUGA: Mendikbud Klaim Integritas UN 2017 Jauh Lebih Baik
"Kita harus memberikan kesempatan bagi anak untuk berpikir kritis. Anak-anak milenia saat ini tidak bisa diajarkan dengan pola satu arah," kata Robertus, saat memenuhi undangan Kedubes Amerika Serikat atas prestasi siswa Global Sevilla pada ajang The World Scholar's Cup, di Jakarta, Minggu (14/5).
Pola pembelajaran yang seharusnya dikembangkan saat ini adalah bagaimana mendorong anak-anak memiliki argumen atas tema maupun teori yang ada. Bagaimana pandangan mereka atas sebuah tema dan melihat masalah dari berbagai sudut pandang siswa.
BACA JUGA: Jangan Beri Ruang Intoleransi di Sekolah
Dengan demikian, pembelajaran akan semakin hidup serta terjadi pola interaksi, baik antar guru dengan siswa maupun sesama pelajar.
"Sehingga tidak ada lagi pelajaran yang catatan siswanya sama semua. Ini harus dikembangkan, sehingga pembelajaran di kelas menyenangkan," tutur Robertus yang juga direktur Global Sevilla School.
BACA JUGA: Tersandung Hukum, Siswa Tetap Ikut UNBK
Dia menegaskan, pola-pola pembelajaran tersebut merupakan bagian dari kurikulum internasional. Dengan demikian anak-anak bisa mengembangkan pola pikir. Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas siswa adalah memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba atau kompetisi, baik skala nasional maupun dunia
"Harus diberikan kesempatan kepada anak menggali pengalaman, di luar yang ada selama ini," pungkasnya.(esy/jpnn
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi Pengunggah Kebocoran USBN Akhirnya...
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad