jpnn.com - Jutaan anak-anak di Inggris kembali ke sekolah pada Senin (8/3), setelah perpanjangan masa penguncian secara nasional.
Pembukaan kembali sekolah di Inggris menjadi langkah awal pemerintah untuk melonggarkan lockdown, sambil mencoba mencegah lonjakan infeksi baru setelah gelombang musim dingin yang menegangkan.
BACA JUGA: Kombes Helmi Keluarkan Ultimatum: Ke Mana Pun Tetap Kami Buru
Sejak dimulainya pandemi, Inggris mencatatkan 124.500 kematian dalam 28 hari setelah tes dan dinyatakan positif Covid-19. Angka ini merupakan angka kematian tertinggi di Eropa.
Lockdown tetap berlaku untuk orang dewasa di Inggris dengan pembatasan sosial yang ketat.
BACA JUGA: 5 Penyebab Anak Putus Sekolah Selama Pandemi, ada Kecanduan Game Online
Masyarakat Inggris diminta untuk tetap di rumah kecuali dengan alasan penting. Sebagian besar toko ditutup, kafe dan restoran hanya melayani take away dan pesan antar.
"Membuka sekolah kembali adalah prioritas kami dan menjadi langkah awal kami untuk kembali pada keadaan normal," tulis Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di akum Twitter miliknya.
BACA JUGA: Inggris Raya Diambang Perpecahan, PM Boris Johnson Ambil Tindakan Cepat
Pembukaan kembali sekolah melegakan bagi para orang tua yang telah menghabiskan waktu dalam beberapa bulan untuk bekerja dan mengasuh anak.
Untuk sekolah menengah, murid harus diperiksa kesehatannya dan menggunakan masker di kelas.
Terlepas dari beberapa batasan tersebut, terjadi kesepakatan antara orang tua, guru, psikolog anak, pekerja sosial dan masyarakat bahwa mengembalikan anak-anak ke sekolah sangat mendesak untuk kesehatan mental, pendidikan, dan kesempatan hidup mereka.
Mayoritas siswa di Inggris telah melewatkan lebih dari tiga bulan sekolah pada musim semi dan awal musim panas 2020 ketika Inggris menerapkan lockdown total. (Reuters/mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suh Jambret Guru Honorer di Jalan, Warga Sigap, Selesai...
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih