Sektor Hasil Hutan Sumbang Devisa Negara USD 12,17 Miliar

Senin, 31 Desember 2018 – 20:00 WIB
Dialog Refleksi Kinerja untuk Persiapan Kerja 2019 KLHK. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Tercatat USD 12,17 miliar disumbangkan sebagai devisa negara tahun 2018 dari aktivitas perdagangan sektor hasil hutan.

Angka ini merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan oleh sektor hasil hutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

BACA JUGA: Menteri LHK Lantik 15 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

Hal ini terungkap pada kegiatan Dialog Refleksi Kinerja untuk Persiapan Kerja 2019 KLHK di Jakarta (31/12).

Menteri LHK, Siti Nurbaya mengaku cukup puas karena angka capaian tersebut yang merupakan wujud keberhasilan para stakeholder sektor LHK yang telah mau mengikuti langkah-langkah koreksi (Corrective Actions) untuk perbaikan pengelolaan sektor LHK. Beliau meminta keberhasilan ini harus diestafetkan terus dimasa-masa selanjutnya.

BACA JUGA: Tahun Politik, Menteri Siti Peringatkan PNS tak Main-Main

"Sasaran di tahun 2019 adalah keseimbangan kelestarian lingkungan dalam pembangunan, meningkatkan sumbangan ekonomi melalui konfigurasi bisnis baru dan circular ekonomi, serta memperkuat aksi korektif sebagai landasan pembangunan berikutnya," ujar Menteri Siti.

Menteri Siti juga mengungkapkan bahwa laju deforestasi di Indonesia terus menurun dan sudah dapat dikendalikan.

BACA JUGA: 2019, Menteri Siti Minta Jajaran Lanjutkan Corrective Action

Hal ini menurutnya terkait dengan langkah-langkah perbaikan yang terus dilakukan oleh KLHK dibantu dengan dunia usaha dan masyarakat, seperti contohnya pada penerapan sistem legalitas kayu dan penegakan hukum LHK yang tentu saja berkontribusi positif dalam penurunan laju deforestasi hutan.

Sejalan dengan itu Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto menyatakan bisnis sektor kehutanan semakin berkembang dengan adanya arahan dari KLHK untuk menerapkan Corrective Actions.

"Saat ini kami bisa membuktikan bahwa sektor kehutanan bukanlah sunset industri, pada tahun 2018 ini kami mencatat rekor tertinggi penyumbang devisa dari sektor hasil hutan yaitu sebesar USD 12,17 miliar ," ujar Purwadi.

Purwadi menambahkan jika kontribusi devisa sebesar USD 12,17 miliar ini merupakan buah dari pergeseran penggunaan bahan baku untuk industri kehutanan dari hutan alam ke Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan pergeseran ini dipastikan kelestarian hutan terwujud dan bisnis sektor kehutanan akan semakin berkembang.

"Besaran jumlah bahan baku kayu industri kehutanan tahun 2018 ini sebanyak 37 juta m3 bersumber dari HTI dan hanya tinggal 5,6 juta m3 yang bersumber dari hutan alam," ungkap Purwadi.

Hal lain yang mendorong kelestarian hutan dan tentunya bisnis sektor kehutanan menurut Purwadi adalah adanya arahan dari KLHK untuk meningkatkan produktivitas kayu dari hutan alam dengan teknik silvikultur intensif.

Dengan teknik ini produktivitas kayu dalam suatu areal dapat meningkat, sehingga mengakibatkan luasan areal hutan alam yang dieksploitasi semakin kecil, hutan semakin lestari.

Menurut Purwadi, beberapa poin Corrective Actions untuk perbaikan dibidang bisnis kehutanan yang diarahkan oleh KLHK, yaitu:
1) Penerapan sistem Online dalam bisnis pengelolaan hutan (SVLK, SILK, SIPUHH, SIMONTANA)
2) Perbaikan tata kelola air (water management) dan pemulihan gambut di dalam areal konsesi
3) Peningkatan produktivitas hutan alam 
4) Optimalisasi pemanfaatan hasil hutan (optimalkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan)
5) Integrasi sosial dalam proses bisnis, sebagai kesatuan ekosistem. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Infografis: Inilah Capaian Perhutanan Sosial pada 2018


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler