Sektor Pertanian jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Senin, 08 Agustus 2022 – 16:40 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meyakini sektor pertanian punya kontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi daerah. Ilustrasi Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meyakini sektor pertanian punya kontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi daerah.

Menurut dia, sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sekaligus daerah yang berada di dalamnya.

BACA JUGA: Mentan SYL Tegaskan Pertanian Indonesia Tetap Tumbuh dan Tangguh

"Ini sangat penting bagi pemimpin daerah untuk menjalankan kebijakan dan program yang fokus pada sektor pertanian,” ungkap Mentan SYL dalam keterangan pers, Senin (8/80.

Peran pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah juga dirasakan, MentanSYL saat memimpin Sulawesi Selatan selama dua tahun.

BACA JUGA: Mentan SYL Genjot Produksi Bibit Kakao dan Kopi Berskala Besar

Sewaktu menjabat Gubernur Sulawesi Selatan, SYL bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan hingga mencapai 7,8 persen.

Sektor pertanian disebut dia memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan saat itu.

BACA JUGA: Mentan SYL Ajak Petani Perbanyak Penggunaan Pupuk Organik, Ini Alasannya

“Saat saya menjabat sebagai camat, bupati, hingga gubernur, seorang pemimpin yang serius dan bertanggung jawab dalam menggarap sektor pertanian akan berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerahnya,” ungkap dia.

Sebut saja, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

BPS menyebutkan pada kuartal I 2022 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat mencapai 5,12 persen.

Pada kuartal II 2022 bisa didongkrak menjadi 5,66 persen.

Sementara perekonomian Jawa Timur di kuartal I-2022 tumbuh positif 5,20 persen dibanding kuartal I-2021.

Sektor pertanian disebut memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Komitmen daerah untuk fokus pada sektor pertanian memang sangat dibutuhkan.

Apalagi saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai permasalahan, seperti pandemi, perubahan cuaca, maupun geopolitik perang Rusia dan Ukraina.

Mentan SYL mengungkapkan semua permasalahan itu bisa bermuara pada krisis pangan global dan menghadirkan problema baru bagi perekonomian daerah.

“Untuk dibutuhkan akselerasi di tingkat daerah untuk mendongkrak produktivitas pangan sehingga setidaknya kebutuhan pangan bisa terpenuhi,” ujarnya.

Indonesia, ungkap dia, berhasil melalui pandemi dengan baik.

Selama tiga tahun, sektor pertanian sukses menjadi bantalan ekonomi yang tumbuh positif di kala pelambatan terjadi pada sektor-sektor lain.

Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena kebutuhan pangan merupakan keniscayaan dan sektor pertanian menjadi pilihan yang pasti dalam memperkuat ekonomi.

Dia berharap tren positif itu bisa dipertahankan meski dunia semakin banyak menghadapi tantangan.

“Tentunya dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan dan program yang fokus terhadap sektor pertanian,” tegasnya.

Secara terpisah, peran besar sektor pertanian dalam pembangunan daerah diakui oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Edy menuturkan pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara cepat.

Saat ini pihaknya sedang mendorong pengembangan sektor pertanian secara masif.

“Produksi dan distribusi barang atau hasil sumber daya alam (pertanian) daerah harus kita kembangkan,” jelas Edy.

Pendapat sama disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Dirinya menyebutkan pada kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi di Aceh mencapai 7,4 persen.

Sektor pertanian berkontribusi sebesar 80 persen.

Dengan alasan tersebut, Nova menyebutkan sektor pertanian akan tetap menjadi program prioritas pemerintah daerah Aceh untuk ke depannya.

"Termasuk melaksanakan arahan Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red) agar kita meningkatkan pertanaman padi dalam setahun," kata Nova. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Ajak Mahasiswa Hadapi Tantangan Krisis Global


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler