jpnn.com - JAKARTA--Demi meningkatkan kunjungan wisata ke tanah air, pemerintah kini memberikan kemudahan bagi wisman untuk masuk ke Indonesia menggunakan kapal pesiar atau yacht.
Menpar Arief Yahya menyebutkan, jika dulu wisman yang menumpang yacht masuk ke Indonesia itu memerlukan waktu rata-rata 3 minggu karena ada aturan CAIT, kini aturan itu dicabut. Karena itu akan lebih mudah akses masuk berkunjung ke Indonesia.
BACA JUGA: UMKM Dapat Kredit Modal Bunga Rendah, tapi Ada Syaratnya
“Kami memberlakukan standar yang berlaku di dunia yaitu CIQP (Custome, Imigration, Quarantine, Port) diharapkan orang masuk ke Indonesia ini, cukup waktunya sehari saja. Jadi prosesnya cukup satu jam, orang sudah bisa menikmati Indonesia,” ujar Arief di kantor presiden, Jakarta, Kamis (15/1).
Arief mengatakan, tahun depan diperkirakan 3-000 yatch akan masuk ke Indonesia. Jika demikian, imbuhnya, Indonesia akan meraup pemasukan untuk devisa
BACA JUGA: Menaker Beri Pekerjaan Rumah untuk 8 Gubernur
”Itu setara dengan kurang lebih Rp 303 triliun karena 1 yatch itu spending-nya rata-rata Rp 1 miliar atau dulu waktu kursnya Rp 10.000 sekitar USD 100.000. Jadi Rp 3 triliun. Pada 2019, diharapkan ada 5.000 yatch yang masuk ke Indonesia dengan proyeksi devisa kita USD 500 juta," papar Arief.
Arief juga menambahkan, bahwa regulasi lain dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan terkait asas cabotage. Yaitu, kapal yang beroperasi di Indonesia harus berbendera Indonesia. Kapal pesiar itu bisa menaikkan dan menurunkan penumpangnya di lima pelabuhan besar, yaitu: Belawan, Tanjung Priok, Perak, Benoa, dan Makassar.
BACA JUGA: Perkuat Ketahanan Pangan, Kadin Geber Jakarta Food Security Summit
“Keuntungan buat Indonesia adalah kalau orang Indonesia ingin melakukan cruising, tidak perlu lagi ke Singapura, membuang-buang uang, cukup di lima pelabuhan besar kita,” terang Arief.
Selain itu, kata dia, jika ada wisman ingin cruise (berwisata dengan kapal pesiar, red), Indonesia sudah menyediakan fasilitasnya. Wisman tinggal datang ke salah satu dari lima pelabuhan besar itu untuk mengikuti cruise.
“Proyeksi kami peningkatannya adalah mencapai 1.000 cruise yang datang ke Indonesia,” kata Arief.
Dari berbagai kebijakan atau deregulasi yang terkait pariwisata itu, lanjut Arief, diharapkan ada penambahan devisa untuk negara sebesar USD 1,8 miliar atau hampir USD 2 miliar. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menaker Ingatkan Pengusaha, 2016 Mulai Sistem Upah Baru
Redaktur : Tim Redaksi