jpnn.com, BANGKOK - Delegasi Indonesia berhasil meraih 13 emas pada ASEAN Skills Competition (ASC) ke-12 di Thailand yang diselenggarakan pada 31 Agustus hingga 2 September 2018. Hal itu disampaikan Ketua Delegasi ASC Indonesia, Direktur Jenderal Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono seusai upacara penutupan, Selasa (4/9).
“Indonesia meraih 13 emas, 6 perak, 8 perunggu dan 7 diploma. Ini adalah hasil maksimal yang mampu dipersembahkan putra putri terbaik Indonesia, meski dalam berbagai hal masih perlu mendapatkan perbaikan lagi,” ujar Dirjen Satrio.
BACA JUGA: Menaker: Siapkan Generasi yang Mampu Menghadapi Perubahan
Menurut Dirjen Satrio, Indonesia mencatat prestasi terbaik dilihat dari perolehan nilai rata-rata. Perolehan medali Thailand lebih banyak karena mereka mengikuti semua kejuruan yang dilombakan.
“Rata-rata nilai yang diperoleh oleh tim Indonesia lebih tinggi dari Thailand sebagai juara umum. Kita memperoleh 717,66 dengan 44 peserta di 22 kejuruan sedangkan Thailand memperoleh nilai 707, 81 dengan 52 peserta di 26 kejuruan,” jelas Dirjen Satrio.
BACA JUGA: Menaker Beri Semangat Delegasi RI di ASC ke-12
Upacara penutupan ASC ke-12 tahun 2018 ditutup secara resmi oleh Jenderal Prawit Wongsuwon, Deputy Prime Ministers and Minister of Defence, di IMPACT Muang Thong Thani, Thailand. Upacara penutupan ini juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Ahmad Rusdi
Pada ajang ASC ke-12 ini, tuan rumah Thailand menjadi juara umum dengan meraih 16 emas, 4 perak, 3 perunggu dan 13 diploma. Indonesia menduduki peringkat kedua, sedangkan peringkat ketiga diraih Vietnam, dan Malaysia menduduki peringkat ke-empat.
BACA JUGA: Konser Amal untuk NTB, Gitar Milik Menaker Laku Rp 1 Miliar
Dalam kesempatan terpisah tenaga ahli di kejuruan Fashion Technology, Nathanel Suryadi, mengaku sangat bersyukur dua anak muda binaannya mampu mempersembahkan emas dan perak.
“Fashion techonolgy selalu mendapatkan medali sejak ASC 2006, dalam 7 kali perhelatan. Alhamdulillah tahun ini kita bisa mempersembahkan medali emas dan perak,” imbuh Nathan.
Nathan berujar, tugasnya tidak berhenti sampai disini saja. Kesuksesan ini menurutnya harus dibawa ke tanah air dengan aksi nyata. “Implementasi standar keahlian yang dilombakan di ASC, seharusnya diterapkan di lembaga- lembaga pelatihan di Indonesia,” ujar Nathan.
Sehingga, tambahnya, banyak masyarakat Indonesia yang memiliki standar keahlian level ASEAN. Monitoring dan evaluasi juga menjadi suatu hal wajib karena setiap tahunnya terjadi perubahan standar keahlian/ keterampilan.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Delegasi RI Mengikuti Program OSOC di Bangkok
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh