Sebagai penghormatan untuk Hanh Tran, mantan  CEO Radio Australia yang meninggal dunia hari Kamis (3/9/2015), berikut kami turunkan wawancaranya dengan program Nexus ABC Internasional yang disiarkan tahun 2008.

Hanh Tran lahir di Hue, Vietnam. Dia anak dari keluarga yang memiliki 10 anak. 
 

BACA JUGA: Teknologi Digital Akan Membantu UKM di Mana Saja

Selama perang (Vietnam), bila anda bisa meninggalkan negeri dengan cara apapun, orang akan melakukannya. Dalam kasus saya, saya mendapat beasiswa. Jadi saya memiliki alasan yang sangat bagus untuk meninggalkan Vietnam, meninggalkan perang.

Dia meninggalkan Vietnam di tahun 1972. 

Beasiswa itu adalah beasiswa dari Colombo Plan yang diberikan kepada negara-negara berkembang untuk belajar di negara Persemakmuran. Saya memilih studi di bidang kehutanan. Dalam memilih negara, saya tidak punya banyak pilihan, yang tersedia adalah Selandia Baru, Kanada, dan Australia. Dan karena saya tidak tahu keadaan negara-negara ini, pilihan Australia sepertinya adalah pilihan bagus.

BACA JUGA: Dikecam Media AS, PM Abbott Bela Kebijakan Keras Australia Terhadap Imigran

Saya tiba di Australia pada usia 18 tahun dan melanjutkan kuliah. Saya tidak berpikir banyak mengenai apa yang akan saya lakukan setelah kuliah empat tahun di Australia ini. Perang Vietnam berakhir ketika saya berada di tahun ketiga. Jadi keadaan saya waktu itu agak kritis. Saya tidak bisa berhubungan dengan keluarga saya di Vietnam. Saya kemudian menjadi pencari suaka, dan penyedia beasiswa memberi kesempatan bagi saya untuk menyelesaikan kuliah. Tidak lama setelah itu saya menjadi warga negara Australia.

Setelah tamat kuliah, saya menyadar bahwa tidak banyak masa depan bagi saya di kehutanan. Jadi saya mencoba mencari sesuatu yang menarik, dan media waktu itu menjadi salah satu subjek yang ditawarkan di tingkat universitas. Jadi saya mendaftar, dan kemudian menjadi guru di sebuah sekolah mengajar pelajaran seni, dan kemudian seni fotografi di sekolah tersebut selama 10 tahun. Saya kemudian ke Sydney untuk menjadi kepala bidang fotografi di sebuah sekolah di sana.

BACA JUGA: Adelaide Bangun Taman Bermain Penuh Tantangan Setinggi 26 Meter


Prestasi terbesar saya adalah adanya empat karya saya, yang menggabungkan antara fotrografi dan lukisan, dibeli oleh Gedung Parlemen di Canberra. Gedung Parlemen ketika itu baru dibandung, dan mereka tertarik untuk menampilkan karya-karya yang dibuat oleh artis migran dengan tema Australia.

Tahun 1990 Hanh bertemu dengan istrinya dan kembali ke Vietnam untuk menemui keluarga yang sudah berpisah selama 18 tahun.

Waktu itu, saya sudah mengadakan kontak lagi dengan keluarga di Vietnam dan saya ingin melakukan sesuatu di sana. Namun dalam waktu bersamaan ada lowongan kerja di Radio Australia.  Saya senang dengan penggunaaan suara untuk menggambarkan sesuatu, dan itulah menariknya radio. Setelah dua tahun, saya menjadi Kepala Seksi Vietnam Radio Australia. 

Tahun 1997 Hanh pindah ke London bersama dengan keluarganya.

Saya pindah ke BBC menjadi Kepala Seksi Vietnam dan menjadi orang bukan Inggris pertama yang menjadi kepala seksi Vietnam. Saya berada di sana selama empat tahun.

Dia kembali ke Australia di tahun 2001. 

Ketika itu anak-anak masih kecil sehingga saya harus kembali untuk mereka bisa bersekolah. Saya tinggal di rumah selama lima tahun menjadi ayah penuh waktu. Saya baru kembali bekerja paruh waktu dua tahun lalu (tahun 2006). Dan waktu itu saya mendapat satu tantangan. Saya menjadi Kepala Seksi Vietnam Radio Australia, dan bos saya di satu hari bilang 'ini ada peluang baru, dan kamu harus mendaftar. Kamu akan memiliki peluang besar." Tanpa anjuran itu saya mungkin tidak akan mendaftar.

Jabatan itu adalah CEO (Direktur Eksekutif ) Radio Australia.  Jadi saya menjadi suara Australia untuk kawasan. Saya adalah orang Asia pertama yang menduduki jabatan ini. Saya tidak mau terlalu menekankan hal ini. Saya di sini mudah-mudahan bukan sekadar simbol saja. Saya kira ini menjadi beban bagi saya untuk mewakili Australia, namun juga mewakili Vietnam dalam waktu bersamaan.  Namun saya berharap akan menjadi jembatan, menjadi seseorang yang bisa menjadi bukti bahwa kita semua bisa bergerak antar  budaya, antar perbatasan negara, dan melakukan sesuatu untuk menjadi pelekat antar manusia.

Wawancara ini pertama kali disiarkan di Nexus di tahun 2008.

Hanh meninggal mendadak di rumahnya 3 September 2015.  Dia meninggalkan tiga anak Liam, James, dan Maya dan akan dikenang sebagai seorang teman dan seorang pemimpin.  Bila anda mengenal Hanh dan ingin mengirim pesan berduka cita silahkan kunjungi adio Australia Facebook page. http://ausp.lu/1N6wdyD

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 700 Polwan Parade di Sydney Untuk Peringati Ulang Tahun ke-100

Berita Terkait