jpnn.com - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan kekhawatiran permintaan bahan bakar karena kenaikan kasus corona dengan hotspot yang muncul di Tiongkok dan Amerika Serikat, ketika stok minyak mentah AS naik lagi.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 25 sen atau 0,6 persen menjadi ditutup pada 40,71 dolar per barel.
BACA JUGA: Harga Minyak Turun, Hulu Migas Tetap Produksi
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli kehilangan 42 sen atau 1,1 persen menjadi menetap pada 37,96 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah AS naik ke rekor tertinggi pekan lalu untuk minggu kedua berturut-turut, mencapai lebih dari 539 juta barel.
BACA JUGA: Banyak Negara Mulai Melonggarkan Aktivitas Warganya, Harga Minyak Melonjak
Sebaliknya, stok distilasi turun setelah berminggu-minggu meningkat signifikan, data pemerintah menunjukkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan memperbarui pedomannya setelah hasilnya menunjukkan obat kortikosteroid, deksametason mengurangi tingkat kematian di antara pasien COVID-19 yang sakit parah.
BACA JUGA: Gegara Kentut di Depan Polisi, Pria Ini Didenda Jutaan Rupiah
Namun, virus ini menyebar di beberapa bagian Amerika Serikat, sementara penerbangan dibatalkan dan sekolah ditutup di Beijing untuk mencegah wabah virus baru di ibu kota China.
"Kemunduran hari ini tampaknya terkait dengan peningkatan yang kami lihat dalam stok minyak mentah, dan kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang permintaan akibat virus corona," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
"Pasar sedang mencoba untuk menemukan apakah ia memiliki kekuatan yang cukup untuk melanjutkan reli yang membawa kami di atas tertinggi tiga bulan," tambahnya.
Permintaan bahan bakar AS, yang diukur dengan produk yang dipasok, turun 20 persen selama empat minggu terakhir dari setahun sebelumnya, kata pemerintah.
Produksi minyak mentah AS turun 600.000 barel per hari pekan lalu menjadi 10,5 juta barel per hari, terendah sejak Maret 2018.
Beberapa di antaranya disebabkan oleh Badai Tropis Cristobal, yang menutup lebih dari sepertiga dari produksi lepas pantai AS.
Namun, produsen minyak serpih AS diperkirakan akan memulihkan sekitar setengah juta barel per hari dari produksi minyak mentah pada akhir Juni, menurut pembeli dan analis minyak mentah. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha