jpnn.com, LONDON - Inggris berencana mengizinkan orang yang terbukti positif HIV untuk bergabung dengan angkatan bersenjata sebagai tentara selama mereka tidak lagi mengidap virus dalam jumlah yang terdeteksi.
“Pengobatan telah merevolusi kehidupan dan kelanjutan orang yang didiagnosis dengan HIV. Sebagai pemberi kerja yang modern dan inklusif, jadi kewajiban kami untuk mengakui dan bertindak berdasarkan bukti ilmiah mutakhir,” kata Menteri Muda Pertahanan Leo Docherty.
BACA JUGA: Pandemi Black Death, HIV/AIDS hingga Covid-19, Menkes: Semua itu Pesan dari Yang di AtasÂ
Amerika Serikat saat ini masih melarang orang dengan HIV untuk bergabung dengan angkatan bersenjatanya. Negeri Paman Sam itu juga digugat warganya sendiri karena tidak mengizinkan personel yang positif HIV untuk menyandang status sebagai perwira.
Dengan pengobatan yang tepat, jumlah virus dalam darah orang yang terinfeksi HIV dapat diturunkan ke tingkat yang tidak terdeteksi, yang pada akhirnya secara efektif menghilangkan kemungkinan mereka menularkan virus yang menyebabkan AIDS kepada orang lain.
Mulai awal tahun depan, personel aktif militer Inggris yang positif HIV tetapi muatan virusnya tak lagi terdeteksi, akan diklasifikasikan sebagai sepenuhnya bugar. Artinya, mereka dapat dikerahkan pada operasi militer.
BACA JUGA: Tercatat 432 Warga Menderita HIV AIDS, Paling Banyak Usia 25 Tahun
Orang yang memakai obat-obatan untuk mengurangi risiko tertular HIV juga akan dapat bergabung dengan angkatan bersenjata.
Sebelumnya, hukum mengatur bahwa siapa pun yang minum obat secara teratur tidak dapat bergabung dengan angkatan bersenjata Inggris.
BACA JUGA: Kemensos Tangani Pasien HIV yang Alami Gizi Buruk di Kabupaten Gowa
Rencana perubahan itu disambut oleh organisasi amal National AIDS Trust Inggris.
“Karir di angkatan bersenjata adalah satu-satunya karir yang tidak terbuka untuk orang yang hidup dengan HIV di Inggris, dan dengan perubahan yang sangat dibutuhkan ini militer akan lebih mampu memenuhi kewajibannya untuk memajukan prinsip melibatkan semua kalangan dalam jajarannya,” kata Deborah Gold, kepala eksekutif organisasi tersebut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil