Selasar Gedung BEI Ambruk, Suci & Nina Patah Kaki, Oh...Deka

Selasa, 16 Januari 2018 – 00:56 WIB
Petugas berjaga di depan Tower II Gedung BEI Jakarta yang selasarnya ambruk, Senin (15/1). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - Civitas akademika Universitas Bina Darma (UBD) Palembang, Sumsel, langsung gempar begitu mendengar selasar Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta ambruk.

Pasalnya, ada 93 mahasiwa semester V prodi Akuntansi dari kampus tersebut sedang melakukan studi kunjungan ke sana saat itu.
--
Senin (15/1) sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah orang tua mahasiswa mendatangi kampus di Jl A Yani, Seberang Ulu I itu untuk menanyakan kondisi putra-putri mereka. Raut wajah mereka dirundung kepanikan.

BACA JUGA: Operasional Gedung BEI Tetap Dibuka Besok

Mereka terus mencecar informasi seputar kondisi pascainsiden di gedung BEJ tersebut. Salah satu mahasiswi UBD yang jadi korban, Suci.

Untuk mengetahui kondisi keponakannya, sang paman, Suhaimi, termasuk yang mencari tahu ke kampus tempat Suci kuliah. Dia tiba di sana sekitar pukul 16.30 WIB.

BACA JUGA: Sandi Akui Pengawasan Gedung Tinggi Kurang Ketat

Setelah bertemu pihak kampus UBD, dia mendapat kepastian keponakannya sudah mendapatkan perawatan medis di salah satu rumah sakit (RS) di Jakarta.

“Keponakan saya patah kedua kakinya. Kami minta agar kedua orang tua Suci dapat diterbangkan ke Jakarta untuk melihat dan menjaganya di sana. Nama kami sudah didata pihak kampus,” beber Suhaimi yang tinggal di Jl Lr H Umar, Palembang.

BACA JUGA: Gedung BEI Tak Pernah Direnovasi Sejak 1998

Rasa cemas juga terdengar dari nada suara Bahrul, ayah dari Nina Yudisia Yunawati. Putrinya juga jadi salah satu korban insiden ambruknya selasar gedung BEI. Apalagi setelah diketahui kalau Nina mengalami patah kaki.

"Kami sudah mendapatkan kepastian kalau Nina akan dirotgen karena dia patah kaki. Katanya sudah menjalani perawatan,” beber Bahrul dengan mata berkaca-kaca.

Yang cukup melegakan dia selaku orang tua korban, pihak BEI diinformasikan akan bertanggung jawab penuh terhadap biaya pengobatan dan pascaoperasi selama dua tahun.

Sementara, Ermaya mengaku bingung memikirkan nasib putrinya Indah Yulianti, mahasiswi semester V program studi (prodi) Akuntansi UBD yang ikut jadi korban ambruknya selasar gedung BEI.

"Saya sudah telepon Indah, ternyata dia sudah di RSAL Mintoharjo. Dia bilang, jangankan diinfus, makan saja belum," tuturnya sambil terisak.

Dia berharap kepada pihak UBD segera memulangkan anaknya agar bisa dirawat di Palembang saja.

“Kalau di Palembang, kami bisa ikut menjaganya,” kata Ermaya. Ikut menjadi korban dalam insiden ambruknya selasar BEI adalah Deka.

Identitasnya dikenali dari fotonya yang beredar di media sosial (medsos). “Itu foto adik tingkat saya, dia mahasiwi semester V,” ujar Nita, mahasiswi semester akhir UBD. Dia mendapatkan kepastian itu karena teman pria Deka adalah temannya.

“Kabar terakhir, Deka sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit,” ungkapnya.

Informasi yang beredar, Deka, cewek berambut panjang kelahiran Palembang 21 Oktober 1996 itu kondisinya patah tulang pinggul dan tangan kiri.

Informasi lain dari Sancoko, ada mantan anak didiknya anggota paskibraka 2013 yang ikut kunjungan ke BEI Jakarta. “Namanya Pradita, kabarnya hanya lecet di tangan,” ungkap dia.

Korban lain, Miranda (20), mahasiswa UBD yang tinggal di Jl Naskah II RT 031/005, Kelurahan Sukarami, Palembang.

Gadis kelahiran 13 november 1997 itu dikabarkan terluka di kepala dan kaki kanannya lecet. “Kami sangat susah hati memikirkan bagaimana kondisi anak kami di Jakarta,” kata Jamil, ayah Miranda di rumahnya, tadi malam.

Ketua Prodi Manajemen UBD, Heriyanto SE MM menjelaskan, ada 93 mahasiswa dari prodi Akuntansi yang melakukan kunjungan industri selama 10 hari. “Semuanya semester V. Mereka didampingi empat dosen,” ucapnya.

Rombongan ini berangkat dari Palembang, Minggu (14/1) pagi dengan menumpang dua bus. Rencananya, usai mengunjungi BEI Jakarta, para mahasiwa akan meneruskan perjalanan ke Bali dan Lombok.

“Tapi karena insiden ini, rektorat memutuskan untuk tidak melanjutkan kunjungan industri tersebut. Semuanya akan dipulangkan ke Palembang,” bebernya.

Informasi yang didapatkan pihaknya dari salah seorang dosen pendamping, rombongan tiba di gedung BEI sekitar pukul 12.00 WIB.

Karena dari pihak BEI masih ada tamu, mereka diminta menunggu hingga pukul 13.00 WIB. Nah, sembari menunggu itulah, sebagian mahasiswa ada yang melaksanakan salat zuhur di sana.

Ada pula yang berkeliling di selasar. Dalam rekaman video detik-detik ambruknya selasar gedung BEI, terlihat kalau pada salah satu pojok yang ambruk tempat berdirinya puluhan mahasiswa UBD Palembang.

Muncul beragam spekulasi dan opini. Ada yang menyebutkan selasar ambruk karena beban terlalu berat.

Namun, Heriyanto mengaku belum mendapatkan informasi rinci aktivitas para mahasiswa selama menunggu jadwal penerimaan oleh pihak BI.

Ditambahkan Rabinal Ibnu Zainal, dosen Fakultas Ekonomi UBD, para mahasiswa prodi Akuntansi dan empat dosen pendamping memang sedang melakukan kunjungan industri.

Pihaknya untuk sementara belum mendapat kepastian berapa mahasiswa dan dosen yang terluka dan harus dirawat di rumah sakit.

“Sementara, ada 35 orang yang tidak terluka karena berada di luar,” tuturnya. Sedangkan sisanya, dikabarkan selamat, tapi kondisinya terluka.

Ada yang patah kaki, leher dan luka di kepala karena tertimpa selasar. Mereka dirawat di tujuh RS di Jakarta.

“Kami sedang berkoordinasi dengan BEI Jakarta dan kami akan mengirimkan tim pendampingan sebanyak 7 orang dosen,” tambahnya didampingi staf Humas UBD, Rakhmawati.

Sementara, perwakilan BEI Palembang, Hari Mulyono, yang datang ke media centre kampus UBD pertama-tama menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut.

Apalagi, ada puluhan mahasiswa UBD yang jadi korban. “Untuk seluruh korban yang luka telah di evakuasi dan menjalani perawatan di sejumlah RS di Jakarta. Kedatangan kami ke sini untuk berkoordinasi dengan pihak UBD,” ungkap Hari.

Dia memastikan ambruknya lantai satu tower 2 gedung BEI Jakarta tidak menganggu operasional di kantor cabang, termasuk Palembang. “Operasional kami dipastikan tidak akan terganggu,” tandasnya. (kms/nni/wly/sal/cj10)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari 73 Korban Gedung BEI, yang Terdaftar BPJS Hanya 3


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler