Selatan Malang-Banten Berpotensi Terjadi Gempa Besar dan Tsunami, BPPT Lakukan Ini

Kamis, 04 Maret 2021 – 10:52 WIB
Dokumentasi - Sejumlah petugas pelaksana operasional dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) menurunkan alat deteksi dini tsunami (Tsunami Early Warning System) di Pelabuhan Merak Mas Indah Kiat, Cilegon, Banten, Rabu (11/4/2007). Foto: ANTARA/str-Juli

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memasang dua buoy untuk Indonesia Tsunami Early Warning System di Sumbermanjing di perairan selatan Malang dan Selat Sunda.

"Salah satu bagian penting dalam sistem peringatan dini tsunami Indonesia di mana data buoy yang dipasang dari laut dapat memberikan informasi adanya tsunami ketika terjadi gempa bumi di dasar laut ataupun longsoran gunung api seperti yang terjadi di Gunung Anak Krakatau," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) Yudi Anantasena seperti dilansir Antara, Kamis (4/3).

BACA JUGA: BMKG Kirim Alat Deteksi Dini Tsunami ke Trenggalek

Yudi menuturkan, data dari buoy itu penting bagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengambil keputusan terkait konfirmasi terjadi tidaknya tsunami.

Lokasi penempatan yang saat ini sedang dilaksanakan pemasangan buoy di Selatan Malang dan Selatan Banten sebagai wilayah yang memiliki potensi megathrust, yakni gempa cukup besar dan dapat menimbulkan tsunami.

BACA JUGA: Siti Aminah Lupa Mengunci Kamar Indekos, Gus Capung Mengintip Lalu Masuk, Terjadilah

Hingga saat ini, BPPT telah menempatkan buoy di lima lokasi pada 2019, namun pada 2020 hanya dua yang dapat berfungsi dengan baik, dua buoy hilang dari lokasi dan satu buoy rusak secara teknis.

Pada 2021 BPPT akan memasang tujuh unit buoy di tujuh lokasi yaitu Perairan Selatan Bali dan Jawa sebanyak empat unit, di Perairan Barat Sumatera dua unit dan satu unit di Gunung Anak Krakatau/Selat Sunda.

BACA JUGA: Kampus Nekat Gelar Kuliah Tatap Muka, Puluhan Mahasiswa Positif Covid-19

Kegiatan pemasangan buoy tersebut sejalan dengan program Prioritas Riset Nasional RI. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler