Selawat dan Takbir Terdengar, Suharso Lalu Menyatakan Masih Ketum PPP

Selasa, 06 September 2022 – 13:55 WIB
Suharso Monoarfa berada di panggung lokasi Bimtek anggota DPRD Fraksi PPP se-Indonesia yang digelar di Hotel Redtop, Jakarta, Senin (5/9). Foto: Dok. WAG

jpnn.com, JAKARTA - Selawat dan takbir terdengar saat Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa berada di panggung lokasi Bimtek Anggota DPRD fraksi parpol berlambang Ka'bah se-Indonesia yang digelar di Hotel Redtop, Jakarta, Senin (5/9).

Hal itu seperti terekam dalam video yang beredar di jejaring WhatsApp berdurasi 2 menit 50 detik.

BACA JUGA: Plt Ketum PPP Mardiono Punya Harta Kekayaan Rp 1,2 Triliun, Nih Perinciannya

Suharso terdengar angkat bicara tentang pencopotan sebagai Ketum PPP setelah selawat dan takbir dilantunkan oleh kader parpol berkelir hijau itu.

Beberapa politikus PPP terdengar berteriak di arena Bimtek anggota DPRD sebelum Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional itu berbicara.

BACA JUGA: Pengamat: Tanpa Dana Besar, PPP Terancam Tak Lolos ke Senayan

"Tolong hormati ketum," teriak seorang politikus PPP seperti terdengar dari video yang beredar, Selasa (6/9).

Suharso dalam video yang beredar mengawali pernyataan di panggung Bimtek DPRD Fraksi PPP se-Indonesia dengan mengaku sebagai ketum partai yang terbentuk pada 1973 itu.

BACA JUGA: Muhammad Mardiono Siap Bekerja Keras Demi Kebangkitan PPP di Pemilu 2024

"Begini, saya masih Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan," kata Suharso di atas panggung acara Bimtek DPRD Fraksi PPP se-Indonesia.

Takbir kembali bergema sampai dua kali setelah pernyataan Suharso yang masih menjadi Ketum PPP.

Pria kelahiran NTB itu lantas mengungkapkan dirinya berstatus Ketum PPP yang sah.

"Saya adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan," ujarnya.

Suharso mengatakan situasi yang terjadi kini di internal PPP terkait pergantian kepemimpinan ialah hal tidak benar.

Dia mengaku telah mengalkulasi kepada semua pihak tentang isu di internal PPP dan informasi soal perhentian kepemimpinan tidak benar.

"Apa yang telah dikembangkan tidak benar," tambah Suharso. (ast/jpnn)


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler