jpnn.com, JAKARTA - Honorer sepakat dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) agar guru lulus PG diberi NIP PPPK dahulu. Alasannya, mereka sudah mengikuti tes PPPK 2021 dua tahap.
Ketua forum Guru Lulus Passing Grade Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (GLPGPPPK) Kebumen Musbihin mengatakan data guru lulus PG sudah komplet, tinggal pemberkasan NIP PPPK ke BKN.
BACA JUGA: 6 Fakta Penyebab SSCASN PPPK 2022 Belum Dibuka, BKN Blak-blakan, P1 Silakan Fokus ke-4
"Jadi, tunggu apa lagi," kata Musbihin kepada JPNN.com, Rabu (26/10).
Jika guru lulus PG sebagai prioritas satu (P1) sudah mendapatkan NIP PPPK dan ternyata ada sisa formasi, ujar Musbihin, baru lanjutan ke prioritas dua (P2) dan prioritas tiga (P3). Jika masih ada sisa lagi, lanjutjan lagi ke pelamar umum (P4).
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2022: Pemerintah Bingung, Guru Lulus PG Terancam, Honorer Dipermainkan
Menurut dia usulan BKN untuk menyelesaikan P1 dahulu, seharusnya didukung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kemendikbudristek jangan karena ingin menyelesaikan honorer langsung digeber sekaligus.
BACA JUGA: Kepala BKN Ingin NIP PPPK Guru Lulus PG Diserahkan Lebih Dahulu, Alasannya Kuat
"Kemendikbudristek harus sepakat menyelesaikan P1 dahulu. Ibarat kata selesaikan satu masalah baru ke masalah berikutnya biar seperti pegadaian mengatasi masalah tanpa masalah," terangnya.
Musbihin menegaskan guru P1 sudah jelas-jelas lulus seleksi PPPK 2021. Datanya juga sudah lengkap, sehingga ketika pemberkasan dimulai guru lulus PG tinggal menunggu NIP dan SK PPPK.
"Proses NIP PPPK selesai tahun 2022, terima SK PPPK tahun 2023 dan mendapatkan gaji ASN PPPK," ucapnya.
Dia menegaskan sangat aneh bila guru lulus PPPK 2021 disuruh menunggu yang belum tes PPPK. Kemendikbudristek sebaiknya menyelesaikan dahulu guru lulus PG, baru ke program berikutnya.
"Kami guru lulus PG sangat mendukung sekali usaha yang dilakukan Plt Kepala BKN Bima Haria Wibisana," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad