jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kepala Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko turun tangan dalam masalah intoleransi di Bogor, sejak setahun lalu.
Hingga akhirnya jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengadilan Yasmin bisa melaksanakan Natal di gereja baru setelah harus menunggu selama 15 tahun.
BACA JUGA: KSP: KUHP Tidak akan Membungkam Demokrasi
Adapun GKI Yasmin disegel Pemkot Bogor pada 2008, karena terjadi penolakan dari masyarakat sekitar.
Koordinator Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI), Irfaan Sanoesi mengapresiasi upaya tersebut. Menurutnya upaya tersebut dapat menguatkan kerukunan umat beragama di Indonesia.
BACA JUGA: KSP Mengutuk Penyiksaan ART di Simprug, Minta Polisi Beri Hukuman ke Pelaku
"Jemaat GKI Yasmin bersuka cita merayakan hari Natal tahun ini di gereja baru. Hal itu tercipta tak lepas dari upaya Pak Moeldoko yang bekerja sama dengan Pemkot," ujar Irfaan dalam keterangannya pada Rabu (28/12).
Irfaan menyatakan bahwa musyawarah semua pihak mampu mengantarkan pada tercapainya solusi terbaik. Mencari win-win solution.
BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Penyelesaian GKI Yasmin Bogor
"Tak mudah berkomunikasi dan meyakinkan warga untuk menerima jemaat GKI Yasmin. Pengalaman Pak Moeldoko bicara untuk kebaikan semua pihak,” katanya.
Menurutnya sudah selayaknya umat beragama hidup berdampingan dan menerima setiap perbedaan. Kebebasan beribadah adalah hak tiap warga negara.
"Kasus GKI Yasmin ini menjadi momentum penguatan toleransi dan kerukunan umat beragama,” ungkapnya.
JAMMI berharap KSP bisa terus mengawal kasus-kasus serupa dan tak berhenti pada GKI Yasmin.
"Intervensi pemerintah pusat khususnya, memudahkan dalam mencari solusi terbaik," tutur Irfaan. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh