jpnn.com - TANJUNG REDEB- Harga minyak dunia yang turun juga berimbas pada harga penjualan pertamax di SPBU.
Seiring dengan kenaikan harga bahan bakar (BBM) subsidi, selisih harga pertamax dan premium hanya sekitar Rp 1.000. Namun, selisih harga yang terpaut itu hanya terjadi di kota-kota besar.
BACA JUGA: Sempat Ingin Urus BPJS tapi tak Punya KTP, Gantung Diri
Khusus di Berau, harga pertamax berkisar Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per liter. Tentu selisih harga dengan premium masih terpaut jauh.
Pengelola SPBU Bujangga, Husin Djufrie, mengaku harga pertamax di Berau memang berbeda dengan daerah lainya yang selisih harganya tipis. Pasalnya, harga tersebut dipengaruhi biaya kirim dari Pertamina Samarinda ke Berau.
BACA JUGA: Gunakan Sistem CAT, Penitip CPNS Berkurang
”Setiap daerah memang berbeda, karena ongkos kirim juga berbeda ke setiap daerah, disesuaikan dengan jarak tempuh pengangkutan,” terangnya.
Namun, saat ini, Husin mengaku belum mengetahui harga pertamax terbaru, karena masih proses pengiriman ke Berau. Dalam 2 pekan sekali, harga pertamax dapat berubah-berubah dan akan ada pemberitahuan dari Pertamina.
BACA JUGA: Rita Sahara Dituntut 9 Tahun Penjara
“Saya belum tahu harga nanti, ini belum masuk juga kita. Harga dasar nanti diperhitungkan dengan harga angkutnya baru bisa ditentukan harganya,” ujarnya.
SPBU Bujangga hanya mendapatkan pasokan 10 ton pertamax. Stok itu biasanya habis dalam sebulan. “Kita baru masuk 2 bulan cukup lama, karena bergantian didistribusikannya,” kata Husin.
Diketahui, jika tren harga minyak dunia terus menurun, membuat harga bahan bakar yang mengikuti mekanisme harga pasar internasional ini bergerak semakin ke bawah.
Jika didukung penguatan nilai tukar rupiah, harga BBM nonsubsidi bisa lebih rendah. Di sejumlah daerah, harga pertamax turun sekitar Rp 250 per liter. (app/fir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Lamban, PSK Menyebar ke Hotel
Redaktur : Tim Redaksi