Selisih Suara Hanya 1 Persen, Quick Count Populi Center Lebih Dipercaya

Jumat, 11 Juli 2014 – 15:21 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah lembaga survei memenangkan pasangan calon urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam hasil hitung cepatnya. Namun, hasil hitung cepat tersebut diragukan karena selisih yang jauh antara perolehan suara Jokowi-JK dan rivalnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Saya meragukan quick count yang memenangkan Jokowi, seperti LSI, CSIS-Cyrus Newtwork, SMRC, Litbang Kompas, Indikator Politik, dan RRI. Masing-masing selisih menurut quick count  tersebut, Prabowo-Hatta memperoleh kisaran 48 persen dan Jokowi-JK meraih 52 persen," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/7).

BACA JUGA: Presiden Imbau KPU Pertemukan Prabowo-Jokowi

Menurutnya, dengan tingkat kesalahan (margin error) satu persen maka tidak mungkin jika masing-masing lembaga berbeda dan terpaut jauh dalam hitung cepat. Ia pun mengaku lebih percaya dengan hasil hitung cepat Populi Center yang juga memenangkan Jokowi-JK.

Hasil hitung cepat Populi Center menunjukkan perbedaan tipis. Prabowo-Hatta meraih 49,06 persen dan Jokowi-JK 50,94 persen.  

BACA JUGA: Dokumentasikan Hasil Perhitungan Suara Pilpres

"Selisihnya tidak terlalu jauh alias tipis satu persen. Nah, yang jadi pertanyaan retorisnya kenapa hasilnya bisa terpaut jauh antara Populi Center dan lembaga-lembaga yang memenangkan Jokowi-JK lainnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Pangi menyebutkan tiga hal untuk menguji kualitas hasil hitung cepat. Pertama, audit metodologi tingkat sebaran populasi dan sampel lembaga harus dipastikan apakah menyebar atau tidak.

BACA JUGA: Bareskrim Garap Penyandang Dana Obor Rakyat

Kedua, apakah pemasukan data dilakukan secara transparan dan dibuka ke publik. Ketiga, identifikasi atau cek lapangan termasuk cek spot surveyor masing masing lembaga quick count.

"Tetapi, saya tidak menyalahkan quick count versi Jokowi, mereka lembaga yang punya akurasi dan presisi sendiri. Tentu mereka punya data, tinggal adu data dan pembuktian saja, mana yang datanya benar-benar kredibel," tandas Pangi. (dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Periksa Bendahara Umum PDI Perjuangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler