Semangat Jogo Kiai dan Jogo Santri ala Pak Ganjar untuk Memerangi Covid-19

Kamis, 20 Agustus 2020 – 16:17 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo saat merayakan Tahun Baru 1442 Hijriah yang diisi dengan doa dan istigasah di Gedung Gradhika Bhakti Pradja. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Malam perayaan Tahun Baru 1442 Hijriah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggaungkan semangat Jogo Kiai yang merupakan bentuk pengamanan dari COVID-19.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen didapuk untuk memimpin semangat Jogo Kiai dan Jogo Santri.

BACA JUGA: Ganjar: Menjadi Capres Tak Semudah Apa Kata Hasil Survei

“Pak Wagub sekarang kita minta untuk memimpin Jogo Santri sama Jogo Kiai. Karena pondok pesantren ini khas. Mereka mondok, tidur, dan biasanya kalau bersentuhan tidak. Tapi sak kringkelan malahan gitu,” kata Ganjar usai merayakan Tahun Baru 1442 Hijriah yang diisi dengan doa dan istigasah di Gedung Gradhika Bhakti Pradja kantor Gubernur Jateng, Rabu (19/8/2020) malam.

Menurutnya jika pondok pesantren tertata dengan baik maka baik kiai atau santri akan sehat. Diakuinya jika pondok pesantren memang harus memperbaiki adaptasi baru di lingkungannya. Seperti halnya memperbaiki tempat wudu, menyediakan fasilitas kesehatan, dan lainnya. “Sehingga nantinya bisa terfasilitasi dengan baik,” sambung Ganjar.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gatot Nurmantyo tak Berambisi di Pilpres? Serda Rusdi Tewas Mengenaskan, Densus 88 Datang

Perilaku Jogo Kiai dan Jogo Santri merupakan bagian dari program Jogo Tonggo yang telah dilakukan di Jawa Tengah. Tidak menutup kemungkinan pula akan diisi dengan variasi Jogo Tonggo lainnya. Seperti halnya Jogo Pasar, Jogo Terminal, dan tempat lain.

“Maka ini akan menjadi pola model penyesuaian terhadap kondisi di lingkungan terdekat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Bicara Soal Pilpres 2024, Siap Nyapres, Pak?

Dia berpesan di momen tahun baru ini, pihaknya memulai dengan doa. Dalam doa itu, Ganjar menggandeng kiai dan tokoh masyarakat merefleksikan diri masing-masing. Terutama terkait penanganan COVID-19. Sebab pihaknya butuh kesadaran kolektif dan meningkatkan hubungan kemanusiaan.

“Yuk bangun kesadaran bareng-bareng, taat pada protokol kesehatan yuk. Kita tidak patah semangat. Kita bisa bangkit memasuki tahun baru ini. Sehingga mental kita ini bisa tetap membara,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah KH Ahmad Darodji menanggapi positif adanya semangat Jogo Kiai yang digaungkan gubernur. Sebab diakuinya jika akibat COVID-19, tidak sedikit pula kiai yang kena dan sampai meninggal dunia. “Karena mereka (kiai) itu berkerumun dengan santrinya, kadang dengan para pembantu, hingga ada yang kena. Sampai ada yang seda ini (meninggal dunia),” kata Darodji.

Dia mencontohkan ada beberapa kasus kiai yang meninggal akibat COVID-19 seperti di Rembang, dan juga tempat lain. Padahal satu orang kiai membawahi ribuan orang santri. Jika seorang kiai meninggal dunia maka berarti akan ada banyak santri yang kehilangan gurunya.

“Oleh karena itu sekarang kita jaga kiai-kiai ini bisa melaksanakan tugasnya dengan nyaman, dengan baik, dan aman,” tambahnya.

Di antaranya dengan memberikan pesan pada santri, agar menjaga kiai dengan baik. Supaya kiai tetap bisa mengajarkan ilmu agama kepada santri. Mereka juga hendaknya menjaga kualitas makanan untuk kiainya supaya kondisi kesehatan tetap fit.

“Frekuensi pengajiannya mungkin agak dikurangi. Itu termasuk Jogo Tonggo,” pungkas Darodji. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler