Semanggi Suroboyo 2010, Ajang Temu Kangen Warga Surabaya di Jakarta

Klanting Jadi Bintang, Anas-Priyo Didaulat Memaki

Senin, 13 Desember 2010 – 11:09 WIB
Penampilan grup Klanting dengan lagu-lagu khas mereka. Foto: AGUNG/RADAR SURABAYA

Terpisah jauh dari kampung halaman membuat para perantau memendam rasa rinduDi acara Semanggi Suroboyo 2010, setidaknya warga Surabaya yang tengah merantau di ibu kota bisa bernostalgia dengan kota kelahiran mereka

BACA JUGA: Alfred Riedl, Dalang Kebangkitan Timnas Indonesia


------------------------------------
M.  DINARSA KURNIAWAN, Jakarta
------------------------------------

Agak aneh, di Score Cafe, Cilandak Town Square, Jakarta, terdengar lantunan parikan
Apalagi logat dan cengkoknya medok Suroboyoan

BACA JUGA: Mengikuti Kunker PM Timor Leste Xanana Gusmao di Jawa Timur

Orang-orang yang menonton menyambutnya dengan tawa dan tepuk tangan.

Ya, itulah bagian dari suasana Semanggi Suroboyo 2010, acara temu kangen warga Surabaya yang merantau di Jakarta, kemarin (12/12)
Ludruk Cak Kartolo menjadi salah satu penampil dalam acara tahunan yang diprakarsai Surabaya Community tersebut

BACA JUGA: Mengenal Sosok Abu Tholut di Dukuh Bae Pondok, Kudus

Hiburan khas Kota Pahlawan itu sengaja disajikan pada even yang sudah menginjak tahun ketiga tersebutSemanggi Suroboyo memang sebuah gelaran yang dirancang sebagai media pengobat rindu warga Surabaya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya

"Kami berharap warga Surabaya tak sekadar temu kangen dalam acara iniTapi, juga bisa membangun jaringan dan saling membantu," urai Rizal, ketua umum Surabaya Community

Tak hanya Cak Kartolo yang menjadi ikon lawak khas Surabaya yang didaulat naik pentasMak Bongki, Lontong, Suro, dan Isa yang menjadi MC juga didatangkan langsung dari SurabayaSejumlah penampil diundang untuk memeriahkan suasana, kendati mereka tidak berasal dari Surabaya

Di antaranya, para personel Srimulat yang memang memiliki kedekatan emosional dengan SurabayaDoyok dan Polo tampil membawakan banyolan-banyolan yang menyindir apesnya mereka mendekam di penjara karena kasus narkobaKadir dan Mamiek yang naik panggung belakangan membuat suasana makin gayeng dengan gaya lawakannya yang konyolPara penonton pun terpingkal-pingkal"Kami juga punya harapan acara ini menjadi ajang untuk silaturahmi masyarakat Jawa Timur," tambah pengusaha pakan ternak itu

Namun, bintang malam itu ternyata bukan merekaPara undangan menunggu penampilan grup pengamen kreatif asal Terminal Joyoboyo, Surabaya,  yang baru saja memenangi kontes Indonesia Mencari Bakat (IMB) TransTVYa, malam itu, grup Klanting benar-benar membuat penasaran hadirinSelama ini, kehebatan performance Wawan, Budi, Ndoweh, Cak Mat, dan Lukin hanya bisa disaksikan di layar TVMaka, tak heran bila penampilan para pengamen jalanan yang mendadak jadi selebriti tersebut sangat dinantikan

Benar saja, begitu Klanting naik panggung, tepuk tangan bergemuruhMereka tampil membawakan sejumlah lagu dengan aransemen khas KlantingDi antaranya, Surabaya yang dipopulerkan grup lawas Dara Puspita dan Mungkinkah milik StinkyPersonel Klanting juga melakukan sejumlah atraksiMemang tak seheboh saat Wawan dkk tampil dalam IMBNamun, aksi bermusik dengan bakiak dan saling memukul kepala para personel yang mengenakan helm dengan stik drum menjadi atraksi finale yang mampu menghadirkan sambutan meriah

"Surabaya Community sangat berjasa bagi kamiMereka yang menjadi pendukung setia kami di IMB sampai kami bisa menjadi pemenang dan sekarang bisa seperti ini," urai Wawan mewakili rekan-rekannya

Seperti pada acara Semanggi Suroboyo edisi-edisi sebelumnya, MC pun mengajak para undangan untuk meneriakkan umpatan khas Surabaya "jancuk" sebagai tanda keakraban di antara merekaMaka, suasana terasa makin hangat begitu kata itu diteriakkanSebab, tidak hanya warga biasa, tokoh-tokoh nasional yang hadir pun ikut berteriak

Dalam daftar undangan Semanggi Suroboyo tahun ini, sebenarnya banyak tokoh nasional asal Surabaya atau Jawa Timur yang diundangNamun, beberapa menyatakan tak bisa hadirSalah satunya Kapolri Timur PradopoPria kelahiran Jombang itu, kata Rizal, telah menyatakan akan hadirNamun, akhirnya dia batal datang karena mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan melakukan kunjungan kerja ke Surabaya

Nama lain yang diharapkan bisa datang adalah Menteri Pendidikan MNuh dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.DKarena kesibukan masing-masing, mereka tidak bisa melepas kangen dalam Semanggi Suroboyo.  

Meski demikian, sejumlah tokoh politik yang memiliki ikatan emosional dengan Kota Pahlawan dan Jawa Timur menyempatkan hadirDi antaranya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas UrbaningrumPriyo Budi yang wakil ketua umum DPR lahir dan besar di Ternggalek pada 30 Maret 1966Sementara itu, Anas lahir di Blitar 41 tahun laluAnas pernah merasakan menjadi warga Surabaya selama empat tahun saat kuliah di FISIP Universitas Airlangga

Dua tokoh muda itu tidak datang bersamaanNamun, mereka didaulat duduk bersebelahan di sofa tepat di depan panggungKendati secara politik mereka banyak berseberangan, Priyo dan Anas tampak akrabMereka juga didaulat untuk memberikan sambutan"Saya senang diundang ke siniBisa nostalgia sama teman-teman lama dalam suasana Surabaya," ucap Anas"Pokoke, awake dewe seduluran sampek matek rek (Pokoknya, kita jalin persaudaraan sampai mati, Red)," imbuh Priyo.

Mereka juga tak bisa mengelak saat MC memintanya untuk meneriakkan pisuhan khas SurabayaAnas yang tinggal cukup lama di Surabaya terdengar fasih saat kata-kata itu meluncur dari mulutnyaTak mau kalah, Priyo mencoba misuh (memaki-red) semantap-mantapnyaTak ayal, aksi keduanya mengundang gelak tawa hadirin.

Atmosfer nostalgia Surabaya kian terasa karena ragam makanan yang dihidangkan juga khas SurabayaMisalnya, rujak cingur, lontong balap, dan lontong kupang"Saya sudah 40 tahun lebih tinggal di JakartaAcara seperti ini memang selalu kami nantikan," ujar Niken Darmawan, penasihat Surabaya Community"Di sini, saya sering ketemu teman-teman lama dari Surabaya, yang sama-sama merantau ke Jakarta," lanjut perempuan 65 tahun itu. 

Surabaya Community merupakan wadah bagi masyarakat Surabaya di Jakarta dan sekitarnya untuk saling bersilaturahmiSemanggi Suroboyo yang diadakan setahun sekali adalah puncak acara yang mereka gelar selama setahunSelain itu, mereka memiliki sejumlah agenda rutin, seperti arisan dan pengajian setiap awal bulan yang diberi nama Kajian HidupKomunitas tersebut juga aktif mengadakan kegiatan sosialMisalnya, menghimpun bantuan untuk bencana alam yang melanda Wasior, Mentawai, dan Merapi.

"Banyak manfaat yang saya rasakan dengan bergabung di Surabaya CommunityDi awal-awal saya di Jakarta, mereka banyak membantu saya menyesuaikan diri dengan kehidupan Jakarta," ungkap Imez Tasya, marketing planner sebuah stasiun televisiDia hampir setahun tinggal di Jakarta(*/c6/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Bocor, Uang untuk Bepergian Tak Diambil di Awal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler