Mengenal Sosok Abu Tholut di Dukuh Bae Pondok, Kudus

Warga Memanggil Om Yon, Dikenal sebagai Pribadi yang Ramah

Sabtu, 11 Desember 2010 – 09:14 WIB
Aparat kepolisian (Densus 88) akhirnya berhasil menangkap seseorang yang diduga kuat tersangka teroris yang diburu bernama Abu Tholud alias Imron di Desa Pondok Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jumat pukul 08.00 WIB. Proses penangkapan Abu Tholud tidak ada perlawanan sama sekali di rumahnya yang dia tinggali bersama seorang istri dan tujuh anaknya. Menurut saksi ada 3 kali tembakan peringatan dari polisi saat proses penangkapan.Foto: Donny Setyawan/Radar Kudus

Di lingkungan tempat tinggalnya, Abu Tholut ternyata dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramahWarga pun tak menyangka bila kemudian Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap Abu Tholut karena dia diduga terlibat perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, 18 Agustus lalu.
------------------------------------
AHMAD KHOLIL, Kudus
------------------------------------
Abu Tholut sebenarnya bukan nama asing di telinga masyarakat

BACA JUGA: Takut Bocor, Uang untuk Bepergian Tak Diambil di Awal

Rekam jejaknya dalam berbagai aktivitas teroris di tanah air sering menyibukkan aparat dan menghiasi pemberitaan media massa
Terakhir, dia disebut-sebut terlibat perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, pada 18 Agustus silam

BACA JUGA: Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi

Sejak itu, dia menjadi teroris buron nomor satu Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Tetapi, di mata warga Dukuh Bae Pondok, RT 4/III, Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, sosok Abu Tholut bertolak belakang dengan citranya sebagai teroris
Warga mengenal pria 50 tahun itu sebagai pribadi yang hangat, ramah, dan familier

BACA JUGA: Harry A Poeze, 4 Dasawarsa Memecahkan Misteri Tan Malaka

Karena itu, pemberitaan mengenai dia selama ini seakan tidak sesuai dengan kenyataan di desa tersebut.

"Di sini Abu Tholut sering dipanggil Om Yon, kepanjangan dari  ImronAda juga yang memanggil Amin atau Mustofa," ujar Aslamah, 60, salah seorang warga Desa Bae kepada Radar Kudus (Jawa Pos Group/JPNN) kemarin (10/12).

Aslamah menuturkan, sebenarnya banyak warga yang mengetahui Abu Tholut pernah dipenjara karena terlibat kasus terorismeNamun, tidak ada warga yang mempermasalahkan"Sebab, Om Yon dikenal baik dan ramah kepada masyarakat sini," ujarnyaBegitu pula, keluarganya tidak pernah bermasalah"Istrinya (Fachatun, 45, Red) bahkan sering kumpul dengan ibu-ibu," tambah Aslamah. 

Abu Tholut mempunyai tujuh anakMereka adalah Nadya, 17; Khimna, 15; Tholut, 13; Ira, 9; Ghulam, 6; Lilik, 2; dan Sa?ad, 7 bulan"Di antara tujuh anak itu, yang tinggal di sini hanya empat orangYang lain, katanya, sedang mondok di luar kota," jelasnya.

Otomatis keluarga itu jarang terlihat berkumpul semuaApalagi, Abu Tholut juga sering bepergian keluar kota"Warga sini tidak tahu apa yang dilakukan di luar kotaYang jelas, selama di sini dia dan keluarganya baik-baik saja," kata Aslamah.

Sebelum di Desa Bae, Abu Tholut kepada warga  mengatakan tinggal di JakartaDia bersama keluarganya kos atau menyewa rumah dengan berpindah-pindahBaru pada 2005 dia berpindah ke Kudus dan membangun rumah di Desa BaeDi rumah dengan teras berlantai keramik hijau dan tembok bercat putih itulah keluarga Abu Tholut melanjutkan hidupnya.

Posisi rumah Abu Tholut memang pas untuk tempat bersembunyiLetaknya di belakang kebun, bersebelahan dengan sungai desa dan diapit tiga rumah saudara iparnyaYakni, rumah Mustaqin (depan), rumah Yasin (samping kanan), dan rumah Zahid (samping kiri)Orang yang tidak mengenal Abu Tholut jarang yang mengetahui rumah tokoh teroris itu.

Su"udi, 42, salah seorang warga setempat, saat ditemui Radar Kudus menuturkan, Dukuh Bae Pondok merupakan dukuh paling ujung alias perbatasan yang menghubungkan Desa Bae, Kecamatan Bae, dengan Desa Samirejo, Kecamatan DaweDari Jalan Raya Kudus-Colo, orang harus melalui jalan selebar dua meter sepanjang 1,5 kilometer untuk menuju ke Dukuh Bae"Dukuh kami merupakan dukuh terakhir di Desa BaeMasyarakat umum jarang yang lewat jalan ini," bebernya.

Su"udi mengatakan, akhir-akhir ini banyak warga tidak dikenal sering mendatangi dukuhnya"Kadang ada orang yang mondar-mandir di sekitar siniNamun, saya tidak tahu apakah itu petugas yang memata-matai rumah Abu Tholut atau bukan," ungkapnya.

Yang jelas, selama Abu Tholut tinggal di Desa Bae, warga tidak tahu persis pekerjaan dia sebenarnyaWarga hanya mengetahui Abu Tholut sering memberikan ceramah di mana-mana, hingga di luar kotaKarena itu, warga pun memanggil dia "Pak Ustad"Namun, kata Aslamah, Abu Tholut jarang mau berceramah di masjid desanyaSebab, keyakinan keluarga Abu Tholut berbeda dengan keyakinan kebanyakan warga di desa itu"Ustad Imron (panggilan Abu Tholut, Red) jarang memberikan pengajian di siniDia lebih sering berceramah di luar kota."

Salah satu perbedaan yang terlihat adalah cara berpakaian keluarga Abu TholutIstrinya, Fachatun, berjilbab penuhBahkan, kata Aslamah, kalau keluar rumah, Fat "panggilan Fachatun" mengenakan cadar untuk menutupi wajahnya.  "Kami pun kaget mengetahui Ustad Imron ditangkap karena diduga terlibat perampokan di Medan," kata Aslamah(*/rus/c4/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Rumput Sintetis untuk Buang Kesan Mengerikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler